Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa ia sangat mempertimbangkan pembatasan dan tarif utama Rusia Sampai gencatan senjata dan perjanjian damai dicapai oleh Ukraina. Sanksi dimasukkan untuk perbankan Rusia.
“Berdasarkan fakta bahwa Rusia benar -benar ‘menyerang’ Ukraina di medan perang hari ini, saya menganggap kebangkrutan, pembatasan, dan tarif besar -besaran di Rusia hingga gencatan senjata dan perjanjian penyelesaian akhir tercapai,” Trump, dikutip oleh Reuters pada hari Jumat (7/3).
“Untuk Rusia dan Ukraina, segera duduk bersama, sebelum terlambat. Terima kasih !!!” Trump berlanjut.
Trump juga telah menghentikan bantuan militer dan distribusi data intelijen dengan Ukraina untuk menekan Kyiv untuk menerima perjanjian gencatan senjata setelah pertemuan dengan presiden Ukraina Volodyyr Zelenskiy pekan lalu.
Sebuah sumber tahu masalahnya juga mengatakan bahwa Departemen Keuangan AS sedang mempertimbangkan kemungkinan pembatasan pada perusahaan minyak besar dan perusahaan layanan minyak Rusia.
Ancaman Trump terhadap peningkatan tekanan pada Moskow muncul di tengah -tengah kritik padanya ketika ia menggandakan tekanan pada Ukraina, termasuk komentarnya bulan lalu bahwa itu bukan Rusia tetapi Kyiv bertanggung jawab untuk memulai perang.
Trump juga mempertimbangkan untuk membatalkan status hukum sementara untuk sekitar 240 ribu Ukraina yang melarikan diri ke tanah Paman Sam sebagai akibat dari invasi Rusia.
Menurut seorang pejabat senior Trump dan tiga sumber mengetahui kebijakan ini, pembatalan sementara status perumahan Ukraina di Amerika Serikat adalah bagian dari kebijakan Trump untuk memperketat kebijakan imigrasi AS.
Kebijakan tersebut, sebuah sumber, mengatakan bagian dari rencana Trump untuk mengusir lebih dari 1,8 juta imigran yang sebelumnya diizinkan memasuki Amerika Serikat melalui program izin perumahan sementara berdasarkan pada kemanusiaan Joe Biden.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Keamanan Domestik AS (DHS), Tricia McLaughlin, mengatakan partainya tidak memiliki pengumuman baru tentang kebijakan ini. Pihak berwenang Ukraina belum menanggapi permintaan komentar.
(FBY/CHRI)