Jakarta, Pahami.id –
Menteri Urusan Sosial (Menteri Sosial) Saifullah Yusuf (GUS IPUL) mempercepat pengurangan kemiskinan melalui pemahaman dengan beberapa universitas Jawa Barat. Tujuannya adalah bahwa program reduksi dapat diarahkan, terintegrasi, berkelanjutan, dan efektif dalam mempromosikan kesejahteraan sosial.
Institusi tersier adalah Bandung Institute of Technology, Bogor Agriculture University, University of Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Uin Sunan Mount Djati Bandung, Universitas Bandar, Bandar, Bandai, Bandai, Bandai, Bandai, Bipaten, Universitas Atha di Bandar.
Gus Ipul mengakui bahwa universitas sebagai lembaga layanan telah melakukan banyak hal untuk masyarakat. Menurutnya, kerja sama antara Kementerian Sosial dan Pendidikan Tinggi dapat dilakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh kampus, sebelum memberikan intervensi dan bantuan yang berkelanjutan.
“Kami mulai dari memilih desa tinggi, jumlah orang miskin yang miskin dan ekstrem, setelah itu kami akan merencanakan rencana untuk melakukan intervensi bersama,” kata Gus Ipul di Bandung pada hari Jumat (7/3).
Program potensial yang dapat bekerja dengan universitas termasuk program anti -desak dan sekolah orang. Khususnya dalam program Anti -Poor Village, Gus Ipul menekankan bahwa program ini akan fokus pada target mengurangi kemiskinan ekstrem di Jawa Barat.
“Sebanyak 52,45 persen orang miskin berada di tiga Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Secara nasion, target ekstrem kemiskinan hingga 0 persen diprediksi akan dicapai selambat -lambatnya tahun 2026. Karena alasan ini, kerja sama dengan universitas penting dalam melakukan program pengurangan kemiskinan di Jawa Barat.
“Ini dapat melalui pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat setempat, semuanya direncanakan dengan baik, jadi kami ingin setidaknya di desa tidak ada yang menganggur, tidak ada orang miskin, karena semuanya kreatif, semua orang menggunakan sumber daya yang tersedia,” kata Gus Ipul.
Selain itu, GUS IPUL menyarankan agar program ini dapat dilakukan berkelanjutan sehingga benar -benar dapat mewujudkan desa independen. Dia juga memperingatkan bahwa kerja sama yang dibangun harus tetap dalam program yang diarahkan, terintegrasi, berkelanjutan, dan terintegrasi program pemerintah dan non -pemerintah.
“Tidak perlu menggunakan sektor ego karena itulah yang menghalangi pekerjaan kami sejauh ini. Mari kita bersama,” kata Gus Ipul.
Profesor Fakultas Teknik Industri ITB, Aliwarga Lienda menyambut kerja sama dengan Kementerian Sosial. Dia mengatakan partainya telah melakukan kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat melalui penciptaan ekonomi melingkar di daerah pertanian sapi Jayagiri, distrik Lembang, Bandung Kabupaten.
“Melalui pemberdayaan melingkar seperti pengeringan dan pemrosesan daun stevia, pengeringan lemon, dan pemrosesan kotoran sapi menjadi biogas, semua dapat menggerakkan ekonomi lokal,” kata Lenda.
(rea/rir)