Jakarta, Pahami.id –
Salah satu staf lokal MER-C di Rumah Sakit Indonesia mengungkapkan kengerian kekejaman militer Israel mengelilingi dan menyerang rumah sakit Strip Gaza.
Melalui rilis Mer-C, staf mengungkapkan Israel di sekitar Rumah Sakit Indonesia menggunakan quadcopter.
Israel juga melarang kegiatan apa pun di rumah sakit Indonesia dan tidak ragu untuk menembak jika ada gerakan kecil orang di rumah sakit.
“Kondisi rumah sakit mengkhawatirkan, dengan jendela dan langit-langit jatuh ke lantai,” kata Mer-C Indonesia.
“Getaran kuat pemboman di rumah sakit sangat kuat oleh penduduk, bahkan seperti gempa bumi,” kata pernyataan itu.
Sebagai hasil dari pengepungan, layanan medis penting di rumah sakit Indonesia seperti ICU, ruang gawat darurat, ruang operasi, ke poliklinik juga terpengaruh.
Mer-C mengungkapkan bahwa saat ini ada sekitar 20 staf dan pasien di Rumah Sakit Indonesia. Relawan masih membersihkan di rumah sakit meskipun alat dan makanan terbatas.
Mer-C juga mengatakan bahwa Israel telah melakukan pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan sebagai akibat dari serangan yang direncanakan dan tanpa memperingatkan staf medis dan fasilitas kesehatan.
Sebagai hasil dari pengepungan dan serangan terus menerus, Rumah Sakit Indonesia harus ditutup dan dalam situasi saat ini.
“Ada serangan langsung ke rumah sakit, termasuk unit perawatan intensif,” kata direktur rumah sakit Indonesia, Dr. Marwan al-Sultan.
Dia mengatakan serangan intensif tidak menyebabkan warga sipil datang ke rumah sakit, yang sekarang dipenuhi dengan sekitar 30 pasien dan 15 staf medis.
Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengkonfirmasi bahwa tim Israel mengelilingi fasilitas medis di Beit Lahiya. Pengepungan ini menyebabkan kepanikan bagi pasien dan staf medis.
Fasilitas lain di wilayah utara telah dibom, dibakar, dan dikelilingi oleh pasukan Israel sejak invasi termasuk Rumah Sakit Kamal Adwan, Rumah Sakit Al-Shifa, Rumah Sakit Al-Urt, dan Rumah Sakit Al-Awda. Lusinan klinik medis, stasiun, dan kendaraan lain juga diserang.
(BAC)