Jakarta, Pahami.id –
POLISI Brazil kata mantan presiden Bolsonaro Jair Ingin menemukan suaka ke Argentina di tengah penyitaan kasus penyitaan untuk mencegah penangkapan atau hukuman.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan pada hari Rabu (8/20), polisi telah memeriksa ponsel Bolsonaro sebagai bagian dari penyelidikan. Di ponselnya, permintaan permintaan suaka pada bulan Februari 2024 disimpan, hanya beberapa hari setelah paspornya disita.
Periode tersebut bersamaan dengan penyelidikan yang sedang berlangsung tentang keterlibatan Bolsonaro yang diduga merencanakan kudeta terhadap Presiden Lula Da Silva saat ini.
Sejauh ini belum ada informasi tentang permintaan suaka untuk dikirim ke Argentina. Kantor presiden di Buenos Aires juga tidak segera menanggapi komentar tersebut.
Dalam proses investigasi, polisi juga menemukan rekaman yang menunjukkan upaya untuk menakuti pihak berwenang dan menghalangi kemajuan investigasi yang berkaitan dengan investigasi, termasuk upaya untuk menggunakan pengaruh eksternal.
Meminta dokumen sebagai laporan akhir polisi yang secara resmi menyebutkan Bolsonaro dan putranya yang tinggal di Amerika Serikat, Eduardo, mencoba melakukan intervensi dalam proses hukum yang terkait dengan persidangannya pada rencana kudeta.
Upaya Bolsonaro diperkirakan akan dimulai pada 2 September. Jika ia dinyatakan bersalah, ia dapat dihukum hingga 40 tahun penjara.
Polisi menyarankan Bolsonaro dan Eduardo untuk dituntut dengan “memblokir proses peradilan” dan “menghancurkan hukum demokratis” untuk dugaan kudeta. Kalimat gabungan untuk kedua pelanggaran dapat mencapai 12 tahun.
Selama persidangan penyitaan, ia berulang kali mengaku tidak bersalah.
Bolsonaro sendiri telah menjadi penahanan di rumah sejak awal Agustus. Hakim Mahkamah Agung Brasil Alexandre de Moraes mengeluarkan seorang tahanan penahanan terhadap Bolsonaro setelah diberi label melanggar pengadilan yang ditetapkan pada hari Senin (4/8).
Moraes mengatakan Bolsonaro melanggar pembatasan pengadilan termasuk penggunaan media sosial yang berisi pesan politik dan ponsel.
Hakim juga mengatakan Bolsonaro berpidato dengan menampilkan monitor pergelangan kaki dan akan mengunggahnya ke akun media sosial ketiga. Menurut Moraes, ini bertentangan dengan perintah pengadilan.
“Bolsonaro telah menyebarkan pesan dengan konten yang jelas dan menghasut serangan di Mahkamah Agung dan mendukung dukungan terbuka untuk intervensi asing dalam upaya Brasil,” menurut keputusan Moraes, yang dikutip oleh Al Jazeera.
Sebelum keputusan ini muncul, Moraes membekukan aset anak -anak Bolsonaro, Eduardo, setelah diduga menggunakan dana untuk melobi pemerintah Donald Trump terhadap Brasil.
(ISA/RDS)