Jakarta, Pahami.id –
Seorang tentara Israel yang menjadi sandera Hamas Selama invasi Jalur Gaza Palestina Ceritakan sedikit tentang apa yang dia alami selama menjadi tawanan milisi.
Dalam wawancara pertamanya setelah dibebaskan oleh Hamas, Matan Angrest mengatakan bahwa milisi yang menguasai jalur Gaza sebenarnya memenuhi permintaannya untuk menyediakan peralatan ibadah Yahudi dan salinan Taurat ketika dia ditahan di Gaza.
Ke saluran 13 Israel, Angrest mengatakan dia meminta Milisi Hamas untuk membawakannya tefillin (kotak kulit kecil yang dikenakan di dahi saat berdoa), siddur (buku doa), dan buku Taurat.
Dikutip Pemantau Timur TengahAngrest juga mengatakan bahwa Hamas memberinya peralatan keagamaan yang diperoleh dari lokasi di mana pasukan Israel sebelumnya berada di Gaza.
Angrest menjelaskan bahwa dia salat tiga kali sehari di terowongan dan selamat dari beberapa serangan udara Israel yang menargetkan area tempat dia dan sandera lainnya ditahan.
Hamas telah berulang kali menyatakan bahwa mereka bertujuan untuk melindungi kehidupan para tahanan sambil menyandera mereka.
Hamas juga berulang kali memperingatkan bahwa pemboman Israel yang intens dan sembarangan di Jalur Gaza juga menimbulkan ancaman serius bagi para sandera yang merupakan warga negara Israel.
Beberapa sandera Hamas bahkan tewas akibat serangan Israel sendiri.
Kesaksian Angrest tentang perlakuannya saat disandera sangat kontras dengan berbagai laporan dari organisasi hak asasi manusia yang menggambarkan kondisi keras yang dialami tahanan Palestina di penjara Israel.
Beberapa sandera Hamas mengatakan bahwa milisi memperlakukan mereka dengan baik selama penangkapan. Sementara itu, tahanan Israel-Palestina menerima penyiksaan, termasuk kelalaian medis dan perlakuan buruk lainnya.
(RDS)