Berita Tegang! Kamboja Tak Terima Tuduhan Thailand soal Serangan Siber

by
Berita Tegang! Kamboja Tak Terima Tuduhan Thailand soal Serangan Siber


Jakarta, Pahami.id

Kerajaan Kamboja Pada hari Senin (7/7) menuduh Thailand Melakukan upaya jahat untuk memfitnah negara mereka dengan menuduh Phnom Penh terlibat dalam serangan cyber pada beberapa lembaga Thailand.

Ketegangan antara dua negara Asia Tenggara terus memanas sejak insiden penentu di wilayah perbatasan dalam perselisihan pada akhir Mei.

Peristiwa itu menewaskan seorang prajurit Kamboja.


Tembakan itu memicu beberapa posisi batas, larangan mengimpor produk Thailand oleh Kamboja, serta penghapusan sementara Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra dari posisinya minggu lalu karena tuduhan pelanggaran etika dalam menangani krisis.

Kementerian Pos dan Telekomunikasi Kamboja (MPTC) menanggapi tuduhan yang beredar di media sosial Thailand bahwa Phnom Penh telah menggunakan peretas dari Korea Utara untuk menyerang lembaga -lembaga di negara -negara tetangga.

“Pemerintah Kamboja tidak memiliki hubungan dengan peretas Korea Utara,” kata MPTC dalam pernyataan resminya.

“MPTC menganggap tuduhan sebagai upaya jahat Thailand untuk menodai reputasi Kamboja di mata internasional.”

Tidak hanya ditolak, Kamboja juga menuduh peretas Thailand bernama “Blackye-Thai” telah mencoba menyerang hampir seluruh sistem online yang dimiliki oleh pemerintah Kamboja dalam dua minggu terakhir. Namun, menurut MPTC, upaya itu berhasil digagalkan.

Ketegangan politik semakin buruk setelah Paetongtar ditangguhkan.

Mahkamah Konstitusi Thailand mengatakan ada alasan yang cukup untuk mencurigai bahwa ia melanggar etika sebagai menteri dalam upaya mengatasi konflik perbatasan.

Dalam salah satu percakapan telepon yang bocor dari Kamboja, Paetongtar mendengar pidato mantan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen sebagai “paman” dan menyebut komandan militer Thailand sebagai “lawan”.

Rekaman itu memicu kritik bahwa ia terlalu tunduk pada Phnom Penh dan meremehkan pasukan negara itu sendiri.

Meskipun telah ditangguhkan, konflik tidak berkurang.

Sebelum ditolak, Paetongtar memiliki perbaikan kabinet yang menunjuk dirinya sebagai menteri budaya.

Pada langkah kontroversial pertama pada hari Jumat (5/7), ia menghentikan proses memberikan 20 artefak Khmer kuno ke Kamboja, berdasarkan kendala anggaran, meskipun ia sebelumnya berjanji untuk mengembalikannya pada bulan April.

Perselisihan perbatasan kedua -negara -negara kedua berakar pada pengaturan garis perbatasan 800 kilometer yang dilakukan pada awal abad ke -20, ketika wilayah itu masih berada di bawah pemerintahan kolonial Prancis.

Sejak 2008, konflik telah menewaskan 28 orang, tetapi telah mereda sebelum ia kembali panas pada Mei tahun ini.

(ZDM/BAC)