Jakarta, Pahami.id –
Presiden Donald Trump mengarahkan Departemen Perang Amerika Serikat segera melakukan uji coba senjata nuklir, setelahnya Rusia Klaim telah berhasil meluncurkan drone bertenaga nuklir Poseidon.
Perintah Trump itu disampaikan pada Kamis (30/10) jelang pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan.
“Karena negara-negara lain sedang menguji programnya, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (sebutan lain Kementerian Pertahanan) untuk mulai menguji senjata nuklir kita juga.
Trump mengklaim AS memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan negara lain. Senjata ini juga telah diperbarui dan dimodifikasi sejak periode pertamanya.
“Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya benci mengujinya, tapi saya tidak punya pilihan! Rusia berada di peringkat kedua dan Tiongkok di peringkat ketiga. Dalam lima tahun keduanya akan sama,” tulis Trump.
Pernyataan Trump tersebut muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (29/10) mengatakan negaranya berhasil meluncurkan Poseidon dalam uji coba pada Selasa (28/10).
Menurutnya, uji Superweapon sukses besar dan kekuatan Poseidon tidak bisa ditandingi oleh senjata manapun di dunia.
“Tidak ada hal seperti ini di dunia dalam hal kecepatan dan kedalaman pergerakan kendaraan tanpa pengemudi. Tampaknya tidak akan pernah ada,” kata Putin. Waktu New York.
Poseidon adalah persilangan antara torpedo dan drone berkemampuan nuklir. Poseidon diyakini memiliki jangkauan hingga 10.000 kilometer dan mampu bergerak sekitar 185 kilometer per jam.
Poseidon memiliki panjang 20 meter, diameter 1,8 meter, dan berat 100 ton.
Pakar pengendalian senjata mengatakan Poseidon melanggar sebagian besar aturan pencegahan dan klasifikasi nuklir tradisional. Mereka memperkirakan senjata tersebut mampu membawa hulu ledak dua megaton dan didukung oleh reaktor yang didinginkan oleh logam cair.
Drone bawah air ini diyakini dapat menimbulkan tsunami yang cukup kuat hingga menghancurkan kota-kota pesisir.
Jika AS melakukan uji coba senjata nuklir, maka ini akan menjadi yang pertama dalam tiga dekade. AS telah menerapkan moratorium uji coba bahan peledak nuklir sejak tahun 1992, seperti dikutip dari CNN.
Uji coba nuklir AS terakhir dilakukan pada tanggal 23 September 1992 dengan kode nama “Divider”. Sejak itu, AS telah berhenti melakukan hal tersebut dan Korea Utara adalah satu-satunya negara yang masih melakukan uji coba nuklir penuh, sebagaimana dikutip oleh Guardian.
(BLQ/DNA)
 







