Jakarta, Pahami.id —
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menganggap tidak etis jika muncul pengurus saingan dalam organisasi setelah forum musyawarah organisasi seperti Konferensi Nasional atau Konferensi Tingkat Tinggi diselenggarakan.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Forum Persahabatan Antar Perjalanan Haji dan Umrah (SATHU) dan Ikatan Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) di Jakarta, Senin (2/9).
Mulanya, Ma’ruf mengucapkan selamat kepada Amphuri yang telah menyelenggarakan Musyawarah Nasional hingga terpilih pengurus baru. Ia menilai, wajar jika ada persaingan sebelum Munas.
“Kalau ada persaingan, ada persaingan, tidak masalah sebelum Munas selesai,” kata Ma’ruf dalam video yang diunggah di kanal YouTube Wakil Presiden RI.
Ma’ruf kemudian membandingkannya dengan situasi internal Nahdlatul Ulama (NU). Sebelum pertemuan, Ma’ruf mengatakan pasti ada ‘keributan’ atau persaingan di antara mereka yang ingin maju sebagai calon pimpinan organisasi tersebut.
Namun, ia menyatakan setelah Kongres berakhir pasti akan terjadi ‘ger-geran’ atau saling tertawa dan berpelukan.
“Sebelum Munas boleh bertanding, tapi kalau sudah selesai harus saling berpelukan, mendeguk mereka tertawa satu sama lain. Selesai wa billahi taufiq wal hidayah“katanya.
Untuk itu, Ma’ruf berharap pengurus tandingan tidak muncul di suatu organisasi begitu forum konsultasi selesai.
“Jangan sampai ada lagi tandingan pengurus yang muncul, tidak etis seperti itu, baik perilaku orang Indonesia, maupun perilaku umat Islam yang seperti itu. Jadi, yang harus dijaga ya, suasana pasca Munas. Konferensi bisa bersaing,” ujarnya.
Ma’ruf kini juga menjabat Ketua Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat PKB masa jabatan 2024-2029, hasil Konferensi Tingkat Tinggi PKB ke-6 di Bali, Agustus lalu.
Belakangan ini ramai dibicarakan soal digelarnya konferensi tandingan yang dilakukan mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Lukman Edy dan kawan-kawan. Rencananya konferensi tandingan akan digelar di Jakarta pada September ini.
Sekretaris Fungsional DPP PKB A. Malik Haramain mengatakan, partainya mendapat amanah untuk menggelar Kongres PKB di Jakarta pada 2-3 September.
“Amanah yang kami terima adalah kami menyelenggarakan kongres. Kongres kami adalah konferensi yang didukung secara moril oleh pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang merupakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). ) untuk tanggal 2 hingga 3 September di Jakarta,” kata Haramain, dalam jumpa pers di Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (25/8) pagi.
(rzr/wis)