Jakarta, Pahami.id –
Staf Media Presiden Indonesia Prabowo Subianto Kani Dual Buat laporan kepada polisi distrik Banten karena diduga curang dengan mode Cinta Dan itu.
Dia membuat laporan polisi dengan beberapa bukti dan saksi dari korban lain.
“Saya melaporkan kepada polisi distrik Banten untuk penyelidikan menyeluruh sehingga tidak ada korban lain yang kurang beruntung di masa depan,” kata Kani dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (12/6).
Dalam pernyataannya, ia menjelaskan secara rinci kronologi penipuan yang terjadi padanya.
Pelanggaran pidana yang dikatakan dan pelanggaran ITE telah dilakukan oleh tersangka pelaku @febrianalydrss_ dan @mfthsy__.
Dalam mengunggah di akun media sosial Instagram @kaidwi dan akun tiktok @kanikatoo mengungkapkan @febrianyaldrss_ mengklaim akun palsu.
Febrian dalam akun berkomunikasi dengan Kani. Dia mengaku sebagai mantan pilot Garuda Indonesia yang saat ini bekerja untuk maskapai Emirates di Arab Emirates United.
Kani mengatakan bahwa akun yang dimiliki oleh @febrianalydrs_ menemukan fakta bahwa ia telah mengambil beberapa gambar kegiatan ketika Kani bertugas di lingkungan Istana Presiden, dan diunggah ulang oleh @FebrianyalDrs_ seolah-olah ia bekerja di sana juga.
“Ya, itu benar, saya menemukan beberapa foto saya di Instagram ketika dia mengikuti Presiden Pak Prabowo, dimuat ulang oleh akun Alaydrus Febrian tetapi pada waktu yang dekat, seolah -olah dia mengambil bagian dalam pengakuannya kepada netizen lain sebagai staf di istana presiden,” kata Kani.
Kani juga menjelaskan bahwa dia merasa secara tidak sengaja ketika Februari meminjam uang dari Kani yang akan digunakan untuk tujuan datang ke pekerjaan sepupunya atas nama Miftahul Syifa yang merupakan pemilik akun @mfthsy__ dan persyaratan administrasi Emirates.
“Ya, awalnya meminjam 13 juta rupee pada 1 Maret 2025, katanya untuk tujuan bekerja sepupu CIPA.
Kani mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh ketika Febrian mengunggah foto dan video dengan kru Emirates tetapi tampak seperti suntingan.
Secara tidak sengaja, Kani juga menemukan dokumentasi asli dari video orang lain yang diperoleh Febrian.
“Lalu saya mengkonfirmasi meminta Febrian langsung melalui pesan WhatsApp dengan baik, Febrian menyatakan bahwa foto/video yang diposting berbeda,” katanya.
Pada waktu itu, Kani hanya setuju dan mencoba meninjau fakta -fakta lain yang telah ia lacak dengan bertanya kepada salah satu kru Emirates dan mengkonfirmasi bahwa tidak ada pilot baru yang terdaftar di Emirates atas nama Febrian Alaydrus.
Setelah itu, Kani juga membawa posisi Febrian melalui nomor ponselnya. Akibatnya, ini menunjukkan bahwa posisi Febrian tidak ada di Dubai tetapi di peringkat, Lebak, Banten, Jawa Barat.
“Akhirnya, untuk menjawab keraguan dan keingintahuan saya, saya memutuskan untuk menyelidiki secara bebas ke lokasi secara rahasia tanpa sepengetahuan Febrian atau sepupu,” katanya.
Dalam pencariannya, tempat pertama untuk dikunjungi adalah titik lokasi berdasarkan hasil pencarian di Kampung Senggol, Rangkasbitung.
Kani bertanya kepada penduduk setempat sambil menunjukkan foto Febrian yang dia berikan kepadanya. Akibatnya, penduduk setempat tidak tahu.
Kemudian, Kani menuju ke lokasi rumah di Sumubuang yang sering diberi tahu Febrian dan CIPA bahwa itu adalah rumah ayah Zafwan Ahmad dan Mamah Elis Sriwedari (orang tua Februari).
Keesokan harinya, Kani menuju ke H. Juli Gold Shop di pasar dan menuju ke alamat rumah H. Atiah, yang merupakan alamat ketika Kani telah mengirim karangan bunga kepada orang tua Febrian.
Tiba di pasar, Kani menuju ke H. Juli Gold Shop, di mana ia bertemu Mr. Romi dan bertanya apakah ia adalah seorang tokoh Febrian Alaydrus yang tinggal di rumah Sumubuang. Romi juga tidak pernah menjawab.
Kani melanjutkan penyelidikannya ke kediaman H. Atiah di mana ia telah mengirim karangan bunga kepada orang tua Febrian.
Tiba di tempat kejadian, Kani bertanya apakah dia tahu nama Miftahul Syifa kepada orang -orang yang ramai di sekitar rumah oranye.
“Saya terkejut lagi, ternyata nama asli Cipa adalah Marpuah ketika saya menunjukkan foto,” kata Kani.
Setelah itu, Kani menafsirkan Marpuah untuk mengakui siapa yang jujur di balik akun @febrianalydrs_ apakah Febrian Galan adalah mantan staf kargo yang juga mengaku sebagai pilot Garuda Indonesia.
“Karena sejauh ini saya hanya bertemu CIPA, Febrian setiap kali saya diundang untuk bertemu selalu ada halangan, saya mengundang vcall untuk tidak mau,” katanya.
(NFL/SFR)