Jakarta, Pahami.id –
Korea Selatan Ini juga memiliki “suara horeg” yang sengaja dibuat untuk mengganggu Korea Utara.
Sound Horeg atau Speaker Super Large disiarkan oleh Korea Selatan untuk pertama kalinya pada tahun 1963, setelah Korea Utara mulai menyiarkan propaganda di perbatasan pada tahun 1962.
Sejak itu, Seoul, dan Pyongyang, terus menggunakan pembicara di perbatasan untuk menyiarkan propaganda.
Pembicara Korea Selatan umumnya menerbitkan budaya Seoul seperti musik atau lagu. Terkadang, Korea Selatan juga memainkan program tertentu yang dimaksudkan untuk didengar oleh Korea Utara.
Sementara itu, Korea Utara memposting panggilan untuk Korea Selatan untuk memprotes “negara bebas pajak”, sebuah istilah yang merujuk pada Pyongyang.
Kedua negara Korea saling menyiarkan dengan tujuan menangkap kekuatan perbatasan untuk cacat.
Pada tahun 2004, selama periode pengaturan atau selama kedua negara sepakat untuk saling memudahkan, Korea Selatan dan Korea Utara berhenti menyiarkan propaganda.
Namun, siaran itu berhenti hanya sampai 2015 ketika dua tentara Korea Selatan terluka oleh sebuah tambang darat yang ditanam oleh pasukan Korea Utara, seperti yang dikutip dari Los Angeles Times.
Siaran propaganda dari kedua negara terjadi setiap kali ketegangan muncul di perbatasan.
Baru -baru ini, “Sound Horeg” Korea Selatan diaktifkan pada Juni 2024 setelah Korea Utara mengirim balon sampah ke Korea Selatan.
Balon dikirim oleh Korea Utara karena mereka marah dengan brosur anti-corps oleh aktivis Korea Selatan.
Pada Agustus 2025, pasukan Korea Selatan akhirnya meluncurkan pembicara setelah penggantian rezim Korea Selatan. Sejak awal, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah menyatakan bahwa ia ingin membuat Korea Selatan berdamai dengan Korea Utara.
(BLQ/DNA)