Jakarta, Pahami.id —
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dihadapkan dengan dugaan skandal ibu negara Kim Keon Hee menerima imbalan karena menemukan “barang mewah” menjelang pemilu legislatif.
Kasus ini pertama kali terungkap sekitar November lalu ketika sebuah akun YouTube yang kerap menayangkan berita dan opini sayap kiri merilis video berisi rekaman tersembunyi.
Reuters mengabarkan video tersebut direkam oleh pendeta keturunan Korea-Amerika, Abraham Choi, dengan kamera tersembunyi saat bertemu dengan ibu negara.
Dalam rekaman tersebut, sang pendeta terlihat memberikan sebuah tas yang konon merupakan buatan merek mewah Dior. Tas tersebut diperkirakan berharga 3 juta won atau Rp 35,29 juta.
Choi mengaku berusaha menemui Ibu Negara Kim Keon Hee untuk membicarakan kekhawatirannya terhadap kebijakan garis keras suaminya dalam hubungannya dengan Korea Utara.
Choi adalah salah satu pendeta yang dekat dengan pemerintah dan telah lama terlibat dalam pertukaran agama dengan Korea Utara. Ia juga merupakan salah satu tokoh yang mendukung Korea Selatan dalam menjaga hubungan baik dengan Korea Utara.
Choi mengatakan, meski Kim Keon Hee merupakan kerabat dekat keluarganya, namun ia merasa sikap Ibu Negara kurang tepat.
Dalam wawancara terbarunya dengan Reuters pada Selasa (23/1), Choi mengaku ini bukan pertemuan pertama mereka. Dia bilang dia memberinya satu set kosmetik Chanel saat mereka pertama kali bertemu.
Choi juga menganggap hadiah seperti itu sebagai “tiket” untuk bertemu Ibu Negara Kim Keon Hee.
“Bisa dibilang (hadiah) itu seperti tiket masuk, tiket pertemuan (dengan Kim),” kata Choi kepada Reuters.
Usai pertemuan pertama, Choi mengaku prihatin dengan peran Kim Keon Hee di pemerintahan. Dia memutuskan untuk bekerja dengan jurnalis lepas dan membuat videonya.
“Orang awam akan berkata, ‘Pendeta, maaf saya tidak bisa menemui Anda jika Anda memberikan (hadiah) ini’,” kata Choi.
“Tetapi sebenarnya Ibu Negara tetap memberi saya ruang dan waktu,” imbuhnya.
Sejauh ini, Kantor Presiden Korea Selatan atau Gedung Biru belum memberikan tanggapan resmi atas laporan yang melibatkan Ibu Negara tersebut.
Namun, seorang pejabat di Blue House mengatakan kepada kantor berita Yonhap pekan lalu bahwa Choi sengaja mendekati Ibu Negara Kim Keon Hee dengan tujuan merekamnya secara ilegal.
Pejabat itu juga menyebutkan bahwa Choi memanfaatkan koneksi keluarganya untuk bertemu Kim Keon Hee.
Pejabat itu juga mengklaim bahwa hadiah mewah yang diberikan Choi disimpan sebagai milik pemerintah, bukan milik pribadi Ibu Negara.
Skandal ini juga menempatkan Yoon dalam posisi yang semakin sulit karena partai konservatif yang berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), berupaya mendapatkan kembali mayoritas parlemen dalam pemilu April mendatang.
Beberapa anggota PPP bahkan mendesak Yoon dan Kim Keon Hee untuk meminta maaf secara terbuka atas insiden tersebut, yang oleh Korea Selatan dijuluki sebagai “skandal tas Dior”.
Anggota PPP juga mendesak Kim Keon Hee untuk mengakui bahwa dia menerima hadiah tersebut dan tindakan tersebut tidak pantas.
Namun akibat bungkamnya Blue House, akhir pekan lalu muncul petisi dari sekelompok anggota PPP yang mendesak Yoon untuk mundur dari jabatan ketua partai.
Skandal tas Dior juga dinilai berisiko merugikan PP pada pemilu 10 April mendatang.
“Ini adalah bom politik. Risiko Kim Keon Hee akan lebih besar,” ujar analis politik Rhee Jong Hoon.
Menurut beberapa analis, Kim Keon Hee dikhawatirkan melanggar undang-undang antikorupsi dan suap akibat skandal ini.
(rds)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);