Berita Situs Kota Kapur Bangka Terancam Hilang Imbas Tambang Timah dan Sawit

by
Berita Situs Kota Kapur Bangka Terancam Hilang Imbas Tambang Timah dan Sawit


Jakarta, Pahami.id

Bangkai Manusia Bupati Fery mengatakan situs batu kapur di kota itu terancam punah karena proliferasi Penambangan timah Dan Perkebunan kelapa sawit di kawasan cagar budaya.

“Jika hal ini tidak segera diatasi maka situs kota Kapur akan hilang dan hanya menjadi cerita,” kata Fery Insani di Pangkalpinang, Selasa (2/12), dikutip dari Di antara.

Fery mengatakan, dalam mengatasi permasalahan penambangan timah dan pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit di kawasan bersejarah tersebut, Pemkab Bangka terus berupaya meningkatkan status cagar budaya Kapur Kota dari tingkat kabupaten hingga tingkat regional dan nasional.


“Kami berharap pemerintah daerah segera menetapkan cagar budaya Kota Kapur, agar bisa lebih ditingkatkan lagi sebagai cagar budaya nasional,” ujarnya.

Diakuinya, kandungan timah di kawasan Kota Kapur sangat besar, khususnya di wilayah Pantai Timur, sehingga marak aktivitas penambangan timah ilegal di wilayah tersebut.

Tak hanya itu, saat ini perkebunan kelapa sawit sudah masuk ke dalam kawasan situs Kapur Kota, sehingga perluasan perkebunan kelapa sawit sangat mengancam keberadaan situs warisan budaya sejarah tersebut.

“Saat ini perluasan perkebunan kelapa sawit telah memasuki situs kota Kapur dan hal tersebut mengancam keberadaan situs bersejarah tersebut,” ujarnya.

Fery menambahkan, lokasi Kota Kapur terletak di lanskap perbukitan. Dari arah utara, perbukitan di lokasi Kota Kapur semakin tinggi. Dataran tinggi kota Kapur ditandai dengan alam bernama Bukit Besar yang terlihat dari Selat Bangka.

Kawasan perbukitan ini menjadi sumber air dan hulu sejumlah sungai yang mengalir. Namun lingkungan sekitar kaki Bukit Besar kini menjadi lahan pertambangan sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan dan hilangnya vegetasi.

Sedangkan di utara berbatasan dengan Sungai Mendo, di selatan berbatasan dengan Desa Penagan, di barat berbatasan dengan Selat Bangka, dan di timur berbatasan dengan Sungai Rukam.

“Kami berharap perusahaan dan masyarakat tidak lagi membuka perkebunan dan pertambangan kelapa sawit di kawasan bersejarah ini, agar warisan budaya ini tetap terjaga dengan baik,” ujarnya.

(Fra/antara/FRA)