Jakarta, Pahami.id –
Air France mengumumkan penangguhan penerbangan ke Madagaskar Pada Minggu (12/10). Keputusan itu diambil karena krisis di Madagaskar.
Dalam keterangan resminya, maskapai asal Prancis mengumumkan penghentian sementara penerbangan hingga Selasa (14/10).
“Mengingat keamanan tujuan, Air France menangguhkan layanannya antara Paris Charles de Gaulle (bandara) dan Antananarivo (ibu kota Madagaskar)…hingga 13 Oktober 2025,” demikian pernyataan resmi maskapai tersebut seperti dilansir AFP.
Namun, Air France mengatakan pemulihan penerbangan “tergantung pada penilaian harian terhadap kondisi di lapangan”.
Di sisi lain, Austral Air Airline yang lebih kecil menghentikan penerbangan antara Pulau Reunion dan Madagaskar pada hari Sabtu. Namun, penerbangan lainnya dipertahankan untuk hari Minggu.
Sebelumnya, kontingen militer Madagaskar pada Minggu (12/10) mengumumkan bahwa mereka mengambil alih kendali TNI.
Pengumuman itu muncul setelah mereka bergabung dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah dan meminta pasukan keamanan untuk “menolak perintah tersebut” sehari sebelumnya.
Menanggapi gerakan militer tersebut, Presiden Madagaskar Andry Rajoelina mengatakan ada “upaya perebutan kekuasaan secara ilegal dan paksa”.
“Dialog adalah satu-satunya jalan ke depan dan satu-satunya solusi terhadap krisis yang dihadapi negara ini,” ujarnya.
Demonstrasi pada Sabtu (11/10) di Ibu Kota Antananarivo merupakan salah satu demonstrasi terbesar sejak aksi protes meletus pada 25 September 2025. Aksi tersebut dipicu kemarahan warga atas kekurangan listrik dan air.
Pada hari yang sama, tentara meminta unit keamanan untuk “bergabung dengan tim” dan “menolak perintah menembak”. Mereka juga berkelahi dengan polisi di luar barak dan memasuki kota menggunakan kendaraan militer untuk bergabung dengan pengunjuk rasa.
Tentara disambut dengan sorak-sorai dan seruan agar Rajoelina mundur.
(El)