Berita Sidang Isbat 10 Maret 2024, Awal Ramadan Diprediksi Berbeda

by


Jakarta, Pahami.id

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelarnya Sidang isbat untuk menentukan awal puasa atau 1 Ramadhan pada tanggal 10 Maret. Namun, mungkin terdapat perbedaan inisiasi puasa antar kelompok agama.

Sidang Isbat penentuan awal puasa atau 1 Ramadhan 1445 H akan dilaksanakan Kementerian Agama pada Minggu, 10 Maret 2024. Sidang dilaksanakan secara daring dan luring (hybrid) di Auditorium HM Rasjidi Kemenag . , Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat.

Sidang Isbat ini merupakan ibadah bagi masyarakat untuk mendapatkan kepastian pelaksanaan ibadah, kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin dalam keterangannya di situs resmi Kementerian Agama.


Direktur Pelaksana Pengembangan Agama Islam dan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib mengatakan, Tim Akuntansi dan Rukyat Kemenag akan dilibatkan dalam Konferensi Isbat yang akan dihadiri para duta besar dan perwakilan nasional. Ormas Islam.

<!–

ADVERTISEMENT

/4905536/CNN_desktop/cnn_nasional/static_detail

–>

Selain itu, perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga turut terlibat dalam audiensi tersebut.

Sebelumnya, BMKG telah mengungkap prediksi ketinggian hilal untuk menentukan awal bulan Ramadhan 1445 Hijriah di Indonesia.

Dalam kajiannya yang bertajuk Informasi Prediksi Bulan Sabit Saat Matahari Terbenam 10 dan 11 Maret 2024 Penentuan Awal Ramadhan 1445 H, BMKG mengungkapkan, ketinggian bulan sabit di Indonesia saat Matahari terbenam pada 10 Maret adalah sekitar. dari 0,33 derajat di Jayapura, Papua, hingga 0,87 derajat di Tua Pejat, Sumatera Barat.

Sedangkan ketinggian bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 11 Maret berkisar antara 10,75 derajat di Merauke, Papua, hingga 13,62 derajat di Sabang, Aceh.

Kondisi hilal pada 10 dan 11 Maret membuka kemungkinan terjadinya perbedaan penentuan awal Ramadhan 1445 Hijriah di Indonesia.

Sebelumnya, Muhammadiyah telah menetapkan tanggal 1 Ramadhan 1445 H pada hari Senin, 11 Maret, berdasarkan perhitungan sebenarnya bentuk bulan sabit yang dipandu oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.

“Di Indonesia, 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M,” demikian isi surat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Muhammadiyah mempunyai patokan bulan baru Hijriah berdasarkan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal (keadaan peredaran Bulan, Bumi dan Matahari yang sebenarnya), bukan Hisab ‘urfi (peredaran rata-rata).

Sementara Kementerian Agama dan Nahdlatul Ulama menggunakan kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) dalam menentukan awal bulan Hijriah termasuk Ramadhan.

Patokan utama memasuki bulan baru Hijrah adalah bulan sabit mempunyai tinggi 3 derajat dan jarak elongasi atau sudut antara Bulan dan Matahari 6,4 derajat. Dibawahnya, dianggap belum memasuki bulan baru Hijrah.

Pengukuran kondisi bulan dapat dilakukan terlebih dahulu berdasarkan perhitungan astronomi. Namun Kementerian Agama membenarkannya melalui observasi lapangan sehari sebelum tanggal yang diduga kuat awal Ramadhan dan membenarkannya pada Sidang Isbat.

(lom/wiw)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);