Jakarta, Pahami.id —
Diduga percobaan pembunuhan Donald Trump ditahan oleh polisi. Ryan Wesley Routh tampaknya memiliki catatan melanggar hukum.
FBI telah menyatakan insiden penembakan di dekat calon Presiden AS Donald Trump saat bermain golf sebagai percobaan pembunuhan. Terduga pelaku bernama Routh (58) ditangkap dengan beberapa barang bukti yakni senjata api AK-47, teropong, tas ransel, dan kamera GoPro.
Siapakah Ryan Wesley Routh?
Data menunjukkan Routh mempunyai catatan pelanggaran hukum. Pada tahun 2002, Routh ditangkap setelah diduga menggunakan senjata api dan kemudian mengemudi serta menghalangi dirinya dalam suatu bisnis.
Kemudian catatan publik mengungkap beberapa kasus pengadilan yang melibatkan Routh sejak tahun 1990an. Dia dituduh tidak membayar pajak tepat waktu. Kemudian dia dituduh melakukan pelanggaran terkait “pemeriksaan yang tidak berguna” meskipun kasusnya dibatalkan.
Pihak berwenang juga berusaha mendapatkan surat perintah penggeledahan untuk akun media sosial yang diyakini terkait dengan Routh.
Dia sangat vokal dalam mendukung Ukraina. Dalam postingan di X pada tahun 2022, ia menyatakan bahwa ia rela mati dalam pertempuran.
“Saya bersedia terbang ke Krakow dan pergi ke perbatasan Ukraina untuk menjadi sukarelawan dan berjuang dan mati…Bisakah saya menjadi contoh? Kita harus menang,” tulis Routh, seperti dilansir CNN.
Selain itu, melalui akun Facebook pribadinya, ia mendorong orang asing untuk melakukan perlawanan. Pada tahun 2023, dia akan mencoba bergabung dengan tentara Afghanistan. Routh menampilkan dirinya sebagai penghubung rahasia pemerintah Ukraina.
Dari rangkaian postingan kontroversial tersebut, ada postingan yang menyentuh partai demokrasi AS. Setelah upaya pembunuhan terhadap Trump Juli lalu, dia berkomentar bahwa Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris harus mengunjungi mereka yang terluka dalam rapat umum tersebut.
“Anda dan Biden harus mengunjungi mereka yang terluka di rumah sakit akibat rapat umum Trump dan menghadiri pemakaman petugas pemadam kebakaran yang terbunuh. Trump tidak akan melakukan apa pun untuk mereka,” tulis Routh, ditujukan kepada Harris.
Di sisi lain, putra tertua Routh, Oran, mengatakan bahwa ayahnya adalah seorang pekerja keras yang penyayang, perhatian, dan jujur.
(lainnya/harapan)