Jakarta, Pahami.id –
Rusia Pada tawaran Selasa (25/2) Amerika Serikat Tanah langka Kremlin, yang kemudian ditargetkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia memiliki banyak deposit logam langka dan terbuka jika AS ingin membuat kesepakatan untuk mengembangkannya.
“Orang Amerika membutuhkan logam tanah yang langka. Kami punya banyak,” kata Peskov, seperti yang disebutkan Reuters.
“Kami memiliki rencana untuk mengembangkan sumber daya strategis, tetapi ada prospek luas untuk kerja sama di sini,” katanya.
Hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat kemudian mulai ‘menyelaraskan’ setelah Trump secara resmi menjabat sebagai presiden AS.
Trump sejak kampanye mengatakan dia ingin mengakhiri Perang Rusia vs Ukraina. Sejalan dengan ini, ia mulai mengambil beberapa langkah untuk menghentikan konflik di wilayah tersebut, terutama menjelang peringatan tiga tahun Perang Rusia vs Ukraina.
Trump pada 12 Februari memanggil Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas masa depan Ukraina. Dalam percakapan itu, kedua presiden sepakat untuk menegosiasikan penghentian invasi di Ukraina.
Diskusi awal Rusia-AS diadakan pada 18 Februari di Arab Saudi, diikuti oleh delegasi kedua negara yang dipimpin oleh menteri luar negeri masing-masing.
Pendekatan Trump terhadap Putin terjadi bersamanya yang mulai membawa AS kembali dari Ukraina.
Trump akhirnya secara terbuka mengkritik presiden Ukraina Volodyyr Zelensky, bahkan untuk menyebutkannya “diktator”. Dia menyalahkan Ukraina sebagai pemicu perang dengan Rusia.
Tidak hanya itu, Trump juga mulai mengumpulkan uang yang dimiliki AS untuk Ukraina untuk membantu Kyiv menang melawan Rusia.
Trump telah meminta Ukraina untuk memberikan setengah dari tanah kepada AS dengan imbalan bantuan yang diberikan sejauh ini.
“Saya ingin memiliki keamanan tanah yang langka, kami memberi ratusan miliar dolar, mereka memiliki tanah yang langka, dan saya ingin keamanan tanah yang langka,” kata Trump.
Tanah langka adalah sekelompok 17 logam yang digunakan untuk membuat magnet yang dapat mengubah daya menjadi pergerakan untuk kendaraan listrik, ponsel, sistem rudal, dan perangkat elektronik lainnya.
Rusia memiliki cadangan logam darat terbesar di dunia setelah Cina, Brasil, India dan Australia, menurut data Survei Geologi AS.
Sementara itu, Ukraina memiliki sekitar lima persen dari sumber daya mineral dunia.
(BAC/BLQ)