Berita Sekjen PBB Klarifikasi Pernyataan usai Dilarang Masuk Israel

by


Jakarta, Pahami.id

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengklarifikasi pernyataannya setelahnya Israel marah atas tanggapannya terhadap serangan itu Iran kepada Negara Zionis.

Pada Selasa (1/10), Guterres melontarkan pernyataan di X yang menegaskan dirinya mengutuk eskalasi konflik di Timur Tengah. Pernyataan itu dikeluarkan tak lama setelah Iran meluncurkan ratusan rudal ke Israel.


Israel tersinggung dengan pernyataan Guterres karena Guterres tidak mengkritik Iran secara langsung.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, juga menyatakan bahwa Guterres adalah “persona non grata” atau orang tidak populer yang tidak boleh menginjakkan kaki di Israel.


“Siapapun yang tidak bisa dengan tegas mengutuk serangan brutal Iran terhadap Israel tidak pantas menginjakkan kaki di tanah Israel. Ini adalah Sekretaris Jenderal anti-Israel yang memberikan dukungan kepada teroris, pemerkosa dan pembunuh,” kata Katz.

Tak lama setelah itu, Guterres segera mengubah pernyataannya. Ia menegaskan, mengutuk keras serangan Iran terhadap Israel.

“Saya sekali lagi mengutuk keras serangan rudal besar-besaran Iran terhadap Israel kemarin,” kata Guterres pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB.

Sejak invasi Israel ke Jalur Gaza Palestina dimulai, Guterres berulang kali dikritik Israel karena pernyataannya yang dianggap tidak berpihak pada Zionis.

Salah satunya saat Guterres berbicara di Dewan Keamanan PBB pada 24 Oktober 2023. Saat itu Guterres menyebut serangan Hamas ke Israel “tidak terjadi begitu saja”. Karena Palestina telah “menderita 56 tahun pendudukan yang menyesakkan.”

Pada Selasa malam (1/10) waktu setempat, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik ke Israel, beberapa di antaranya berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome.

Iran mengklaim serangan itu merupakan respons terhadap pembantaian Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga merupakan respons atas kematian pemimpin milisi Hamas Palestina Ismail Haniyeh dan pemimpin milisi Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah.

(isa/bac)