Berita Saudi Pamer Aliansi Global Baru Dukung Pendirian Negara Palestina

by


Jakarta, Pahami.id

Arab Saudi mengumumkan peluncuran inisiatif baru yang bertujuan untuk memobilisasi dukungan global terhadap pembentukan negara Palestina pada Kamis (26/9).

Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, pakta baru ini akan fokus pada penerapan solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama lebih dari setengah abad.


Sejauh ini, solusi dari dua situasi solusi konflik Israel-Palestina yang didukung oleh komunitas internasional.

Pangeran Faisal bin Farhan mengumumkan Aliansi Global untuk Implementasi Solusi Dua Negara dalam pidatonya pada pertemuan yang dihadiri Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), dan Norwegia.


Pangeran Faisal mengatakan pertemuan pertama aliansi ini akan diadakan di Riyadh.

Sementara itu, dikutip Al ArabiyaKepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell juga membenarkan, selain di Riyadh, pertemuan lanjutan pertama aliansi tersebut juga akan digelar di Brussels.

Pangeran Faisal menambahkan, inisiatif ini merupakan upaya bersama antara negara-negara Arab dan Eropa dalam mendukung berdirinya negara Palestina.

“Kami akan melakukan segala upaya untuk mencapai rencana yang kredibel dan tidak dapat diubah demi perdamaian yang adil dan komprehensif,” kata Pangeran Faisal.

Pangeran Faisal menegaskan kembali pentingnya bergerak secara kolektif untuk mengambil keputusan yang membuahkan hasil nyata menuju gencatan senjata segera dan penerapan solusi dua negara.

“Yang terpenting adalah terbentuknya negara Palestina yang merdeka,” kata Pangeran Faisal.

Aliansi global ini terbentuk ketika Israel masih melakukan agresi brutal terhadap Jalur Gaza Palestina. sejak 7 Oktober 2023. Hingga saat ini, genosida Israel telah menewaskan lebih dari 41.534 warga Palestina.

Pangeran Faisal menekankan bahwa agresi Israel yang terus berlanjut telah mengakibatkan bencana kemanusiaan yang mengerikan tidak hanya di Jalur Gaza, tetapi juga di Tepi Barat Palestina termasuk Masjid Al Aqsa dan tempat keagamaan lainnya di wilayah tersebut.

Pangeran Faisal juga menekankan bahwa hak pembelaan diri Israel tidak dapat dijadikan alasan untuk membunuh puluhan ribu warga sipil Palestina, deportasi paksa, menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, penghasutan, dehumanisasi, dan penyiksaan sistematis yang mencakup kekerasan seksual dan lainnya. kejahatan di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Sebab, sejak 7 Oktober, Israel selalu berdalih bahwa invasi brutalnya ke Jalur Gaza merupakan bentuk pertahanan diri terhadap serangan milisi Hamas ke negaranya.

Dalam kesempatan itu, Pangeran Faisal juga kembali menegaskan bahwa Arab Saudi tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa mendirikan negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Walaupun sebagian besar anggota parlemen Israel diketahui menolak solusi dua negara, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga secara konsisten menolak berkomitmen terhadap solusi tersebut.

(rds)