Jakarta, Pahami.id —
Rusia dipanggil untuk membayar tentara Korea Utara sebesar US$2.000 atau setara Rp 31 juta per orang, selama mengikuti pelatihan dan perang di Rusia.
Menurut laporan platform berita negara Ukraina United24, seperti dilansir RFA, kemungkinan besar sebagian besar gaji yang diterima tentara Korea Utara, “akan tetap menjadi milik negara”.
Sejauh ini, Korea Utara disebut-sebut menahan sebagian besar gaji pekerjanya yang bekerja di luar negeri.
Jadi tidak diketahui berapa jumlah yang diterima setiap prajurit yang dikirim ke Rusia.
Sebelumnya, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan menyebutkan lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia. Diperkirakan sekitar 10 ribu tentara akan tiba di Rusia pada Desember mendatang.
Namun menurut informasi NIS, pasukan Korea Utara yang dikirim ke Rusia tidak akan dikerahkan ke zona tempur, melainkan akan didistribusikan ke beberapa fasilitas pelatihan.
Ribuan tentara Korea Utara akan mendapat pelatihan khusus penggunaan peralatan militer, seperti drone atau pesawat tak berawak.
Dalam latihan tersebut, para instruktur militer Rusia mengaku terkesan dengan fisik dan moral pasukan Korea Utara, meski tak menampik cenderung kurang memahami peperangan era modern, termasuk penggunaan pesawat serang.
NIS juga mendeteksi tanda-tanda perekrutan massal penerjemah Korea oleh militer Rusia.
Sebelumnya, secara terpisah, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan ia yakin pasukan Korea Utara sudah berada di Rusia.
“Ada bukti bahwa pasukan DPRK berada di Rusia. Apa sebenarnya yang mereka lakukan? Kita lihat saja nanti. Ini adalah sesuatu yang harus kita selesaikan,” tambah Austin.
(Dna)