Berita Rumah Dinas Gubernur Banten Diblokir Guru, Protes Tunjangan dan SPMB

by
Berita Rumah Dinas Gubernur Banten Diblokir Guru, Protes Tunjangan dan SPMB


Serangan, Pahami.id

Kekacauan untuk pemilihan siswa baru (SPMB) untuk minat yang tidak dibayar dalam enam bulan terakhir, membuat orang -orang Guru Di Banten yang marah. Mereka juga mengadakan demonstrasi dan memblokir pintu utama kediaman resmi Gubernur Banten, Andra SoniKamis (3/7).

Menurut guru kehormatan alat sipil negara (ASN), kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan kekacauan SPMB, membuat mereka menyalahkan masyarakat.

Seorang guru yang menjadi wakil koordinator lapangan (CORLAP) Ari Nuryadi mengatakan kekacauan dimulai karena sosialisasi yang dilakukan oleh Andra Soni CS baru saja didomloalkan, sementara pemilihan didasarkan pada nilai akademik dan ada peringkat.


“Lalu SPMB, banyak orang tua kecewa, jarak pendek tidak berlalu, bukan transparansi seperti itu.

Menurut Ari, sosialisasi SPMB sebenarnya dapat dilakukan oleh jurang, kepala desa kepada ketua RT, sehingga dapat diterima secara langsung oleh masyarakat. Kemudian, posisi masuk siswa baru, menunjukkan penipuan dan dapat menyebabkan kebingungan.

“Jika ditutup, kami tidak memiliki bukti, tetapi itu dapat dilakukan di kelas, ada deposit, sehingga mereka yang diusulkan dapat lewat, prasangka seperti itu,” katanya.

Ratusan guru dari Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serangan Kabupaten, Kota, Tangerang dan Kota Cilegon juga meminta pengawas sekolah (CAWAS) sebuah sekolah untuk tidak pasti, karena tidak dibuka.

Selain itu, masih ada Tunjangan Tambahan (TUTA) yang diterima untuk guru ekstrakurikuler, wakil kepala sekolah untuk guru rumah belum diterima dalam enam bulan terakhir, tanpa pemberitahuan dan kejelasan.

“Tentang tambahan tunjangan tambahan dari Januari hingga Juni, kami biasanya menerima dari 2017 hanya 2025 yang tidak dibayar, tanpa alasan yang tidak jelas, tanpa pemberitahuan,” kata Ari, yang juga guru SMAN 9 Pandeglang.

Pada SPMB yang kacau, pemerintah daerah Banten mengklaim telah mengirim tim dari inspektur untuk melakukan pemeriksaan. Kemudian tentang tuntutan guru yang terkait dengan Cawas dan TUTA, akan dibahas pada hari Kamis, 10 Juli 2025 di Kantor Sekretaris Regional.

“Tentang SPMB, kami masih melakukan audit, tim dari inspektur juga telah dipantau di lapangan, jika ada temuan yang dapat diikuti sesuai dengan aturan,” kata Sekretaris Regional Banten -Deden Deden Appiandi, Kamis (3/7).

(ynd/dal)