Jakarta, Pahami.id —
Hasil survei yang dirilis Poltracking mencatat tingkat elektabilitas atau elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK)-Suswono masih unggul dari dua pasangan lain yang menjadi pesaingnya Pemilu Jakarta 2024.
Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda menjelaskan pasangan RK-Suswono memperoleh 46,5 persen. Disusul pasangan nomor 3 Pramono Anung-Rano Karno dengan perolehan 32,5 persen di peringkat kedua. Kemudian pasangan nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana di peringkat ketiga dengan 5,1 persen; sedangkan sisanya 15,9 persen memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
“Jika kita melihat perbedaannya [RK-Suswono dan Pramono-Rano persis di angka 16 persen. Selisih ini tinggi, selisih ini hampir bisa dikatakan kompetitif,” kata Hanta dalam video yang disiarkan melalui kanal YouTube Poltracking TV, Jumat (27/9).
Kemudian Hanta menjelaskan dalam simulasi tiga nama tiap-tiap Cagub, RK kembali unggul dengan 48,9 persen. Disusul Pramono 22,1 persen; Dharma 4,1 persen; serta 24,9 memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Sementara dalam simulasi cawagub, Rano Karno paling unggul elektabilitasnya dengan raihan 37,6 persen; disusul Suswono 27,6 persen; Kun Wardana 4,8 persen; dan 30 persen sisanya memilih tidak menjawab atau tidak tahu.
“Ini yang menarik, kita lihat berbalik beda dengan hampir semua pilkada yang sudah kami sudah survei. Hampir tidak ditemukan ada cawagubnya elektabilitasnya lebih tinggi daripada cagubnya, dan kita menemukan di Jakarta,” kata dia.
Lebih lanjut, Hanta juga membeberkan peta sebaran pemilih berdasarkan wilayah dari total 6 kabupaten/kota administrasi yang ada di Jakarta. Ia merinci pemilih di 6 wilayah tersebut cenderung kepada pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
Selain itu, berdasarkan kategori usia. Maka pemilih Generasi Z, Milenial Muda, Milenial Matang dan Generasi X cenderung kepada Ridwan Kamil-Suswono. Sedangkan pemilih Baby Boomer dan Silent Gen cenderung kepada Pramono Anung-Rano Karno.
“Semakin muda usia pemilih, semakin banyak ke RK,” jelas Hanta.
Adapun survei Poltracking Indonesia dilakukan dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Pengambilan data lapangan dilakukan pada tanggal 9-15 September 2024.
Sampel pada survei ini adalah 1200 responden dengan margin of error +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Klaster survei menjangkau 6 kabupaten/kota di Jakarta secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024.
Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih.
(khr/DAL)