Jakarta, Pahami.id —
Kepala Departemen Kesehatan Mental Militer IsraelLucian Tatsa-Laur mengatakan hingga Maret 2024 sekitar 1.700 tentara telah menerima perawatan psikologis.
mengikuti Harian Israel Yedioth Ahronothsetidaknya enam tentara Israel telah melakukan bunuh diri dalam beberapa bulan terakhir karena tekanan psikologis akibat serangan militer berkepanjangan di Gaza dan perang di Lebanon selatan.
Faktanya, diyakini bahwa jumlah kasus bunuh diri militer Israel mungkin lebih tinggi, karena tentara Israel tidak merilis angka resmi, meski berjanji akan mengungkapkannya pada akhir tahun ini.
Ribuan tentara Israel telah mencari bantuan dari klinik kesehatan mental militer atau psikolog lapangan, dan sekitar sepertiga dari mereka yang terkena dampak menunjukkan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Seperti diberitakan Dunia TRTMenurut penyelidikan, jumlah tentara Israel yang menderita trauma psikologis mungkin melebihi jumlah tentara yang menderita luka fisik akibat perang.
Harian tersebut mengutip para ahli yang mengatakan bahwa krisis kesehatan mental sepenuhnya akan menjadi jelas setelah invasi militer berakhir dan tentara kembali ke kehidupan normal.
Sejak 7 Oktober tahun lalu, tentara Israel terus membunuh keluarga di Gaza, dengan menghancurkan permukiman, menggali kuburan massal, menghancurkan kuburan, mengebom toko-toko dan tempat usaha, menghancurkan rumah sakit dan kamar mayat, menabrakkan tank dan buldoser ke atas mayat, menyiksa warga Palestina yang dipenjarakan. anjing. dan listrik, melakukan eksekusi palsu terhadap tahanan, dan bahkan memperkosa banyak warga Palestina.
Tentara Israel juga telah menyiarkan ratusan video langsung yang menunjukkan tentara menjarah rumah-rumah warga Palestina, menghancurkan tempat tidur anak-anak, membakar rumah dan tertawa, memakai pakaian dalam warga Palestina yang terlantar, dan mencuri mainan anak-anak.
Faktanya, tentara Israel juga telah membunuh bayi, petugas medis, atlet, dan jurnalis dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perang apa pun di abad ini.
Namun, muncul laporan bahwa ribuan tentara menderita masalah kesehatan mental akibat penempatan yang meluas di Gaza dan Lebanon selatan.
(wiw/wiw)