Jakarta, Pahami.id –
Pemungutan suara terbuka Kementerian Luar Negeri Indonesia (KEMU) terkait dengan panggilan untuk mempelajari kerja sama ekonomi dengan Israel Mengikuti invasi negara untuk Palestina dan serangan mereka terhadap Qatar.
Panggilan itu terkandung dalam komunikasi dari KTT Negara Arab-Muslim di Organisasi Kerjasama Islam (OKI) awal pekan ini di Doha, Qatar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Yvonne mewakili implementasi komunikasi kembali ke negara masing -masing.
“Saya pikir itu jelas, semuanya kembali ke negara mereka,” kata Yvonne kepada wartawan setelah rapat umum di Jakarta Center, Rabu (9/17).
Dia kemudian berkata, “Kami Indonesia adalah bagian dari komunikasi umum dan posisi Indonesia jelas.”
Posisi Indonesia yang dipermasalahkan adalah masalah pendukung bagi Palestina dan mengutuk semua bentuk invasi Israel.
Ditanya lebih lanjut, apakah Indonesia akan mempelajari hubungan perdagangan dengan Israel, Yvonne tidak merespons dengan kuat.
“Itu pertanyaan yang sangat bagus dan terperinci. Lalu kita akan menjawab, kalau begitu,” katanya.
Indonesia telah sepenuhnya mendukung Palestina dan mengutuk invasi dan pendudukan Israel di wilayah tersebut.
RI juga terlibat dalam melobi negara lain untuk mengakui kemerdekaan Palestina sebagai langkah menuju solusi dua negara. Selain itu, Indonesia sering menyuarakan masalah ini di forum regional dan internasional.
Meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, Indonesia menjalin hubungan perdagangan melalui pihak ketiga. Beberapa barang yang diimpor dari Israel adalah mayoritas dalam bentuk peralatan elektronik, mesin, untuk logam yang berharga. Namun, nilai impor dianggap kecil.
Menurut Badan Statistik Pusat (BPS) nilai impor dari Israel ke Indonesia adalah US $ 54,2 juta atau sama dengan 0,000023 persen.
Panggilan untuk meninjau kerja sama ekonomi dengan Israel muncul di KTT Negara Arab-Muslim.
Dalam pernyataan itu, mereka meminta semua negara anggota untuk mengambil langkah -langkah yang memungkinkan Israel untuk mencegah tindakan mereka terhadap Palestina.
Langkah -langkah ini termasuk upaya pendukung untuk mengakhiri kekebalan Israel, meminta akuntabilitas mereka atas pelanggaran dan kejahatan yang dilakukan untuk memberlakukan pembatasan, menangguhkan pasokan, transfer, atau senjata transit, amunisi, dan bahan militer, termasuk barang konsumsi ganda.
“Periksa hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Israel, dan mulai proses hukum terhadap Israel,” pernyataan mereka.
Israel telah meluncurkan invasi Palestina sejak Oktober 2023. Sejak itu, mereka telah menjaga orang dan benda publik di Gaza.
Sebagai hasil dari intrusi, lebih dari 64.000 orang di Palestina meninggal, ratusan ribu fasilitas dan rumah dihancurkan, sehingga jutaan orang harus menjadi pengungsi.
(Yesus/BAC)