Jakarta, Pahami.id –
Wakil Ketua Parlemen Indonesia Cucun Ahmad Syamsurijal mengaku bangga dengan pemilihan Indonesia sebagai ketua atau pemegang Anggota Parlemen OKI (PUIC).
Untuk alasan ini, Cucun berharap bahwa DPR cukup di Forum Parlemen Nasional -anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dapat lebih memperkuat masalah perlindungan bagi perempuan dan anak -anak, terutama mereka yang menjadi korban konflik.
“Salah satu kekhawatiran kami adalah bagaimana PUIC ini dapat memainkan peran dalam perlindungan bagi wanita, anak -anak dan kelompok yang terpapar,” kata Cucun Ahmad Syamsurijal pada hari Rabu (4/14).
DPR secara resmi memegang presiden PUIC setiap hari. DPR itu sendiri menjadi tuan rumah acara Konferensi PUIC ke -17 yang menunjukkan keterlibatan aktif Parlemen Indonesia dalam agenda yang bertepatan dengan peringatan 25 tahun PUIC.
Cucun dan semua pemimpin DPR lainnya menghadiri pembukaan Konferensi Puik ke -19 yang diadakan di gedung Kepulauan, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu malam. Konferensi PUIC ke -19 dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto membuka Konferensi PUIC di tanggal 19. (Foto: Arsip Khusus). |
Salah satu sesi penting dalam persidangan PUIC ke -19 adalah diskusi tentang peran strategis perempuan dalam menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian, baik lokal maupun regional.
Sesi ini menyoroti fakta bahwa perempuan tidak hanya korban dalam konflik, tetapi juga agen yang efektif dalam membangun perubahan, menjaga stabilitas, dan menjaga perdamaian yang lama.
Cucun mengatakan perempuan dan anak -anak adalah kelompok terlemah yang terkena dampak konflik, termasuk perang.
“Berapa banyak wanita dan anak -anak menjadi korban perang di berbagai tempat di dunia, tidak hanya secara fisik, tetapi juga bagaimana perempuan dan anak -anak harus kehilangan hak -hak mereka, baik hak kesehatan, hak pendidikan dan lainnya,” katanya.
Untuk alasan ini, Cucun berharap negara Oki melalui PUIC dapat mendukung perlindungan wanita dan anak -anak. Terutama sebagai negara negara -negara Islam, Oki dikatakan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan kepada anak -anak dan wanita.
“Dan DPR sebagai Ketua Serikat Parlemen Nasional OKI harus mendorong, memfasilitasi, dan memperkuat pesan tentang bagaimana dunia memastikan bahwa perempuan dan anak -anak korban konflik dapat dipenuhi,” kata Cucun.
Selain itu, Cucun menekankan komitmen Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina yang juga merupakan salah satu fokus yang dibahas selama sesi PUIC. Presiden Prabowo dalam pembukaan PUIC di -19 juga menyajikan komitmen yang sama terkait dengan Palestina.
“Seperti presiden Prabowo, Indonesia telah menyatakan mendukung kemerdekaan Palestina. Kami di DPR terus berjuang untuk kerabat kami di Palestina,” katanya.
Di sisi lain, Cucun mengatakan bahwa wanita di berbagai belahan dunia telah terbukti memainkan peran penting sebagai mediator, fasilitator yang damai, dan pemimpin masyarakat selama krisis.
“Termasuk di dunia Islam, banyak wanita berada di garis depan untuk menyelesaikan konflik dan pengembangan perdamaian, kita harus terus memperkuat suara mereka, mengakui kontribusi mereka, dan memastikan bahwa mereka adalah pusat dari setiap proses resolusi konflik,” kata Cucun.
Wakil Ketua Parlemen Indonesia di Koordinator Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) menekankan dukungan DPR untuk kebijakan dan program yang memperkuat peran perempuan dalam membangun perdamaian melalui undang -undang, anggaran, dan pengawasan.
Selain itu, Cucun mengatakan, parlemen Indonesia adalah bagian dari komunitas global yang secara aktif berjuang untuk perdamaian dan keadilan berbasis gender.
“Parlemen juga harus mendorong pemerintah masing -masing untuk memprioritaskan anggaran untuk program perlindungan perempuan dan anak -anak di zona konflik dan mempertahankan komitmen mereka terhadap kesetaraan gender,” kata anggota parlemen dari Distrik Pemilihan Jawa Barat II.
Pada kesempatan ini, itu menekankan komitmen DPR untuk terus menjadi mitra dalam mengembangkan agenda perlindungan perempuan dan anak -anak, perdamaian, dan masalah kesejahteraan sosial. Baik di wilayah Asia Tenggara dan dalam konteks yang lebih luas di dunia Islam.
“Persidangan PUIC ke -19 adalah momentum penting untuk memperkuat perdamaian yang sebenarnya hanya dapat dicapai ketika seluruh komunitas, termasuk perempuan dan anak -anak, diberdayakan dan dilindungi sepenuhnya,” kata Cucun.
(Inh)