Jakarta, Pahami.id –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengklaim tidak ada program masalah ”Mangarai berturut -turut -The“Untuk mencegah perkelahian di Jakarta, itu memicu pro dan kontra orang Indonesia.
“Jadi saya berbicara tentang Mangarai, berisik semua orang di seluruh Indonesia. Tidak apa -apa,” kata Pramono di Menteng, Jakarta, Kamis (15/4).
Pramono menjelaskan bahwa operasi fenomena pertarungan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Terutama dilakukan dengan menyalurkan energi ke kegiatan positif.
Dia mengatakan bahwa salah satu distribusi energi positif juga dapat secara aktif terlibat dalam kegiatan keagamaan.
“Apakah itu latihan, dengan bekerja, berdasarkan aktivitas, dengan membuat keputusan, itu juga lebih dekat dengan agama, jadi pilihannya sangat banyak,” katanya.
Oleh karena itu, Pramono mengklaim lebih memilih pendekatan humanis untuk menyelesaikan berbagai masalah di Jakarta.
“Karena itu tidak menggantikannya, tetapi memberdayakan, itu adalah bagian dari cara memecahkan masalah di Jakarta,” katanya.
Sebelumnya, Pramono memulai program “Mangarai Mangkarak” untuk mencegah perkelahian di daerah Mangararai, Jakarta Selatan.
Pramono mengatakan bahwa salah satu pemicu untuk berkelahi di Manggarai adalah seorang pemuda di sana yang tidak memiliki pekerjaan permanen.
“Banyak yang tidak memiliki pekerjaan permanen. Lalu fasilitas olahraga dan fasilitas lainnya tidak digunakan,” kata Pramono di daerah Cikini, Jakarta Tengah pada Selasa (5/13) seperti yang dilaporkan Momentscom.
“Jadi saya akan menginspirasi apa yang disebut ‘tailing’. Saya akan mengundang kelompok pertempuran di sana,” tambah Pram.
Mulai di wilayah Manggarai, program ini juga akan diterapkan di daerah lain.
Pertempuran sering terjadi di beberapa daerah di Jakarta. Mangarai adalah salah satunya. Area lain yang sering terjadi antar kelompok adalah Tebet, Jatinegara ke wilayah Senen di Jakarta Tengah.
(MAb/isn)