Jakarta, Pahami.id —
Kelompok perlawanan di Palestina, Hamasjuga bereaksi terhadap rezim Bashar al-Assad jatuh Suriah.
Hamas gembira dengan kabar bahwa rezim Al Assad telah digulingkan oleh milisi perlawanan di Suriah.
Al Assad melarikan diri ke Rusia setelah ibu kota Suriah, Damaskus, direbut oleh kelompok milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) pimpinan Abu Mohammed Al Julani pada Minggu (8/12).
Kepergian Al Assad dari Suriah juga menandai jatuhnya rezim otoriter.
“Hamas mengucapkan selamat kepada rakyat Suriah atas keberhasilan mereka mencapai aspirasi kebebasan dan keadilan. Kami menyerukan seluruh lapisan rakyat Suriah untuk bersatu,” demikian pernyataan Hamas seperti dikutip AFP.
Mantan Presiden Suriah Bashar Al Assad sendiri merupakan pemimpin rezim yang didukung Iran.
Suriah, saat masih dipimpin oleh Al Assad, bahkan menjadi salah satu dari sejumlah “Poros Perlawanan” Iran bersama Hizbullah di Lebanon melawan invasi Israel ke Palestina.
Negara ini menjadi salah satu basis terbesar milisi pro-Iran selama perang melawan Israel. Sikap rezim Assad yang pro-Iran kerap menjadi sasaran serangan Israel di beberapa wilayah di Suriah yang diklaim sebagai basis perlawanan dan gudang senjata.
Berbeda dengan Hamas, kelompok milisi Jihad Islam Palestina memilih untuk tetap netral atas kembali terjadinya perang saudara di Suriah dan penggulingan rezim Assad.
“Apa yang terjadi di Suriah adalah urusan rakyat Suriah,” kata Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina, Jihad Al Nakhalah. AFP.
Meski demikian, Jihad Islam Palestina berharap kelompok milisi dan masyarakat Suriah yang berhasil menggulingkan Al Assad tetap memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Palestina melawan agresi Israel.
Suriah sendiri merupakan salah satu negara yang banyak menampung pengungsi asal Palestina. Badan Pengungsi PBB (UNRWA) mencatat sedikitnya 438 ribu pengungsi Palestina berada di Suriah.
(baca/baca)