Jakarta, Pahami.id —
Kelompok milisi Hizbullah Libanon secara resmi menunjuk Naim Qassem sebagai pemimpin baru setelah kematiannya Hasan Nasrallah bulan lalu
“Dewan Syura Hizbullah sepakat untuk memilih Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan.
Penunjukan Qassem sebagai pemimpin baru terjadi sebulan setelah meninggalnya Hassan Nasrallah pada 27 September. Penunjukan Qassem juga terjadi setelah Hashem Safieddine sebelumnya disebut-sebut akan menggantikan Nasrallah.
Namun, Safieddine tewas dalam serangan Israel di Beirut sehari setelah pembunuhan Nasrallah.
Siapakah Naim Qassem?
Naim Qassem adalah Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah dan telah menjadi tokoh senior di kelompok tersebut selama lebih dari 30 tahun.
Qassem diangkat sebagai wakil kepala Hizbullah pada tahun 1991 oleh Sekretaris Jenderal Abbas al-Musawi. Al-Musawi terbunuh pada tahun berikutnya oleh serangan helikopter Israel.
Sejak pengangkatannya, Qassem terus menduduki posisi tersebut hingga akhirnya Nasrallah menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah.
Laporan dari Al JazeeraQassem telah lama menjadi salah satu juru bicara utama Hizbullah yang melakukan wawancara dengan media asing, termasuk ketika konflik Hizbullah-Israel di perbatasan mencapai puncaknya setahun lalu.
Naim Qassem menjadi tokoh Hizbullah pertama yang menyampaikan pidato resmi setelah Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel pada 27 September.
Ia hanya tampil di depan publik sebanyak tiga kali, pada 8 Oktober setelah Safieddine dikabarkan diserang Israel, pada 30 September setelah kematian Nasrallah, dan pada 15 Oktober.
Naim Qassem lahir pada tahun 1953 di Beirut. Ia menjadi aktivis politik sejak bergabung dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon yang didirikan pada tahun 1974.
Qassem kemudian meninggalkan kelompok tersebut pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam Iran, yang membentuk pemikiran politik banyak aktivis muda Syiah di Lebanon.
Setelah Israel menginvasi Lebanon pada tahun 1982, Korps Garda Revolusi Islam Iran mengadakan pertemuan yang merupakan cikal bakal terbentuknya Hizbullah. Qassem adalah salah satu orang yang terlibat dalam pertemuan tersebut.
Ia segera menjadi koordinator umum kampanye pemilihan parlemen Hizbullah setelah kelompok tersebut berhasil mengkonsolidasikan posisinya dan mengikuti pemilu tahun 1992.
Pada tahun 2005, Qassem menulis sejarah Hizbullah yang dianggap sebagai “pandangan orang dalam” yang langka tentang organisasi tersebut.
Qassem sering memakai sorban berwarna putih, berbeda dengan Nasrallah dan Safieddine yang memakai sorban hitam. Sorban hitam melambangkan status Nasrallah dan Safieddine sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.
Melaporkan dari Times of Israel, Qassem kini tinggal di Teheran setelah meninggalkan Lebanon dengan pesawat Iran lebih dari dua minggu lalu.
Dia dilaporkan meninggalkan Beirut pada tanggal 5 Oktober dengan pesawat yang digunakan oleh Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi untuk kunjungan kenegaraan ke Lebanon dan Suriah.
Menurut sumber Iran yang tidak disebutkan namanya, kepergiannya adalah atas perintah para pemimpin Iran karena mereka takut dia akan dibunuh oleh Israel.
(blq/baca)