Berita Profil Alexei Navalny, Suar Oposisi Rusia yang Tewas Dipenjara

by


Jakarta, Pahami.id

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang meninggal di penjara saat menjalani hukuman 19 tahun penjara, kini menyita perhatian dunia.

Pengadilan di Rusia memvonis Navalny atas tuduhan ekstremisme.

Dalam rilis resmi pekan lalu, layanan penjara di wilayah Yamalo-Nenets menyatakan bahwa Navalny merasa tidak enak badan sebelum meninggal. Ia pun sempat berjalan-jalan, lalu kehilangan kesadaran.


Melihat kondisi Navalny, petugas medis langsung datang dan tim bergegas memanggil ambulans. Namun, situasi tersebut tidak dapat dihindari.

Setelah kematiannya, berbagai kepala negara menyampaikan belasungkawa dan meminta pertanggungjawaban pemerintah Rusia.

Siapa Alexei Navalny?

Navalny lahir di bagian barat Moskow pada 4 Juni 1975. Semasa kuliah, ia mengambil jurusan hukum dan kemudian mengambil gelar pascasarjana di bidang ekonomi pada tahun 2001, dikutip dari Associated Press.

Tiga tahun kemudian, Navalny membentuk gerakan melawan maraknya pembangunan berlebihan di Moskow. Oposisi Rusia juga fokus pada isu korupsi di kalangan elite Rusia.

Nama Navalny menjadi topik publik pada tahun 2008. Saat itu, di blognya, ia menuduh perusahaan milik negara seperti raksasa gas Gazprom dan raksasa minyak Rosneft melakukan korupsi.

Di hari-hari berikutnya, ia semakin giat di bidang antikorupsi. Navalny bahkan sampai mendirikan proyek antikorupsi yang menganalisis belanja lembaga dan perusahaan negara, Rospil.

Tak ayal, RosPil juga membeberkan pelanggaran dan menggugat temuannya ke perusahaan terkait di pengadilan.

Kemudian pada tahun 2011, ia mendirikan Yayasan Anti Korupsi yang digunakan untuk mengungkap korupsi di kalangan politisi tingkat tinggi Rusia.

Di penghujung tahun 2011, nama Navalny kembali menjadi sorotan setelah ikut serta dalam protes massal atas dugaan kecurangan dalam pemilu parlemen Rusia. Dalam aksinya, bahkan ada yang sengaja memercikkannya dengan cairan tertentu.

Para pejabat menangkap dan menjebloskan Navalny ke penjara selama 15 hari atas tuduhan “melawan pejabat pemerintah”.

Pada tahun 2012, setelah Vladimir Putin terpilih kembali sebagai presiden dan dilantik, protes besar-besaran terjadi di mana-mana, termasuk Moskow.

Navalny ikut serta dalam aksi tersebut. Dia juga menuduh Wakil Perdana Menteri Rusia Igor Shuvalov dan sekutu dekat Putin serta pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov melakukan korupsi.

Aktivitas Navalny tampaknya meresahkan pemerintah Rusia. Pada Juli 2012, Komite Investigasi mendakwa dia melakukan penggelapan di perusahaan kayu milik negara Kirovles. Namun, Navalny yakin tuduhan tersebut bermotif politik.

Lima bulan kemudian, Komite Investigasi meluncurkan penyelidikan lain atas dugaan penyimpangan di anak perusahaan Yves Rocher. Navalny menganggap penyelidikan itu bermotif politik.

Pada bulan Desember 2014, Navalny dan saudaranya Oleg dinyatakan bersalah melakukan penipuan dalam kasus Yves Rocher. Navyy menerima hukuman gantung dan saudaranya dijatuhi hukuman penjara.

Kiprahnya dalam isu korupsi tidak berhenti sampai di situ. Pada tahun 2017, Navalny merilis film dokumenter YouTube yang menuduh Perdana Menteri Dmitry Medvedev melakukan korupsi.

Film ini telah ditonton lebih dari tujuh juta kali dalam minggu pertama dan memicu serangkaian protes antikorupsi di seluruh Rusia.

Pada tahun 2020, Navalny kembali menjadi sorotan setelah jatuh sakit dalam penerbangan dari Tomsk. Pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat. Navalny kemudian mengalami koma. Beberapa pihak juga menuduhnya diracun.

Ia kemudian diterbangkan ke Berlin pada Agustus 2020. Setelah lima bulan di Jerman, Navalny kembali ditangkap saat kembali ke Rusia.

Pengadilan menyatakan Navalny melanggar pembebasan bersyarat dan menjatuhkan hukuman 2,5 tahun penjara. Saat di penjara, dia melakukan mogok makan selama tiga minggu dan tidak bisa tidur nyenyak.

Pada bulan Maret 2022, pengadilan menjatuhkan hukuman tambahan sembilan tahun kepadanya karena penggelapan dan penghinaan terhadap pengadilan.

Kemudian pada Agustus 2023, pengadilan memutuskan Navalny bersalah dan menjatuhkan hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan ekstremisme.

(isa/dna)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);