Jakarta, Pahami.id —
Presiden Republik Indonesia Prabu Subianto masuk dalam daftar 10 pemimpin dunia yang dianggap berpengaruh pada tahun 2025 menurut media Singapura, Straits Times.
Mereka merilis laporan bertajuk “Identifikasi 10 Pemimpin Dunia yang Harus Diwaspadai pada 2025” pada Sabtu (4/1).
“Dari Donald Trump dan Xi Jinping hingga Prabowo Subianto dan Vladimir Putin, tokoh-tokoh berpengaruh ini akan memiliki peran besar dalam perkembangan di seluruh dunia,” demikian laporan media tersebut.
Dalam laporan tersebut, Waktu Selat menjelaskan peran para pemimpin nasional di kancah global, kebijakan luar negeri yang mereka ambil, dan cara mereka menghadapi tahun baru.
Media bahkan menyebut Prabowo sebagai “presiden kebijakan luar negeri pertama” ketika menggambarkan kepemimpinan regional.
Surat kabar The Straits Times juga menyoroti kunjungan luar negeri Prabowo ke beberapa negara kurang dari sebulan setelah dilantik menjadi presiden.
Pada November 2024, Prabowo mengunjungi Tiongkok, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris.
Di Tiongkok, Prabowo bertemu dengan Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Parlemen. Mereka sepakat untuk memperkuat kerja sama kedua negara di bidang ekonomi dan pertahanan.
Usai meninggalkan Negeri Tirai Bambu, Prabowo berangkat ke Amerika Serikat untuk bertemu Presiden Joe Biden. Setelah itu, ia terus menghadiri konferensi tingkat tinggi APEC di Peru dan beberapa kali mengadakan pertemuan bilateral, kemudian menghadiri KTT G20 di Brazil.
Setelah Brazil, Prabowo menyambangi Inggris. Di sana ia bertemu Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer.
“[ini] menunjukkan kemauannya [Prabowo] untuk memposisikan Indonesia sebagai pusat diplomasi internasional,” lanjut Straits Times.
Namun, media dari Singapura juga melihat motivasi kunjungan tersebut lebih bersifat ekonomi dibandingkan ambisi geopolitik atau pribadi.
Pada masa kepemimpinannya, Prabowo mempunyai visi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen.
Pencapaian target tersebut, menurut analisis media, bergantung pada upaya menarik investasi besar dan menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi asing langsung.
Di tingkat internasional, Prabowo akan mendorong Indonesia untuk lebih tegas dalam kelompok multilateral. The Straits Times juga menyoroti langkah negara tersebut untuk bergabung dengan forum ekonomi Rusia-Tiongkok, BRICS.
Pada KTT BRICS di Rusia pada Oktober 2024, Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Sugiono menyatakan minatnya untuk bergabung dengan BRICS.
Pengumuman status kemitraan Indonesia BRICS beberapa hari setelah ia memangku jabatan tertinggi, ditambah dengan pernyataan bahwa negara berpenduduk terpadat di Asia Tenggara ini siap menjadi anggota penuh, menunjukkan bahwa Prabowo tidak takut untuk menentang posisi tersebut. diambil oleh pemerintahan Joko Widodo sebelumnya,” lanjut Straits Times.
Mereka juga menegaskan posisi Indonesia terkait persaingan Tiongkok dan Amerika Serikat di Asia Pasifik. Menurut media tersebut, pendekatan politik luar negeri yang diusung Prabowo memicu perdebatan mengenai langkah yang diambil untuk memenuhi kepentingan strategis negara.
Para pengamat akan memantau dengan cermat langkah-langkah Prabowo dalam menavigasi keseimbangan global dan mengelola kritik dalam negeri terhadap keputusan-keputusan internasionalnya.
“Dalam hal ini, mungkin aktivisme global Pak Prabowo menggambarkan sebuah kebenaran: Para pemimpin membutuhkan dukungan yang kuat di dalam negeri, sehingga mereka dapat mengarahkan negaranya melalui masa-masa sulit,” kata analisis Straits Times.
Tak hanya membahas urusan luar negeri, media asal Singapura ini menyebut Prabowo sebagai pemimpin yang “tidak biasa” karena mengirim kabinetnya ke kamp pelatihan militer.
Selain Prabowo, tokoh-tokoh yang masuk dalam daftar pemimpin berpengaruh di 2025 menurut Straits Times adalah Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Selain mereka, ada pula nama Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, Perdana Menteri India Narendra Modi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
(isa/dna)