Jakarta, Pahami.id —
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol tiba di pengadilan Seoul untuk menghadiri sidang penahanan diperpanjang terkait penerapan darurat militer.
Kantor Investigasi Korupsi (CIO), yang memimpin penyelidikan gabungan polisi dan militer, meminta Pengadilan Distrik Seoul Barat untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan Yoon.
Dilaporkan Waktu KoreaDalam sidang yang digelar pukul 14.00 waktu setempat, Yoon diperkirakan akan membela diri dan meminta pembatalan penahanan selama proses penyidikan. Keputusan pengadilan diperkirakan akan diumumkan pada Sabtu sore atau Minggu dini hari waktu setempat.
Yoon dibawa dari pusat penahanan di Uiwang dengan mobil van Kementerian Kehakiman berwarna biru, didampingi oleh polisi dan petugas keamanan presiden.
Rombongan memasuki tempat parkir bawah tanah pengadilan, saat ratusan pendukung Yoon berkumpul di jalan dekat lokasi sidang. Pendukung Yoon mengibarkan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan pembebasannya.
Jika Yoon ditangkap, penyidik bisa memperpanjang masa penahanan hingga 20 hari. Dalam kurun waktu tersebut mereka akan menyerahkan kasus tersebut ke jaksa penuntut umum untuk dilakukan penuntutan.
Namun jika pengadilan menolak permintaan penyidik, Yoon akan dibebaskan dan kembali ke kediamannya.
Sembilan orang, termasuk menteri pertahanan, kepala polisi dan beberapa komandan tentara ditangkap dan didakwa atas peran mereka dalam penerapan darurat militer.
Krisis pemerintahan Korea Selatan dimulai ketika Yoon memberlakukan darurat militer dan mengirim pasukan ke Majelis Nasional dan kantor pemilihan.
Pemberlakuan darurat militer berlangsung beberapa jam, hingga parlemen berhasil melewati blokade militer dan mengadakan pemungutan suara untuk mencabut darurat militer.
Setelah drama darurat militer, Majelis yang dikuasai oposisi memberikan suara dan setuju untuk memakzulkan Yoon Suk Yeol pada 14 Desember 2024.
(DNA/DNA)