Jakarta, Pahami.id –
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa bereaksi terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump Tanpa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg.
Ramaphosa mengatakan Trump akan rugi jika tidak datang ke KTT tersebut.
“Kami akan mengambil keputusan mendasar. Mereka yang dirugikan karena tidak hadir,” kata Ramaphosa kepada wartawan di Cape Town, Rabu (12/11), seperti dikutip AFP.
Ramaphosa menegaskan, KTT G20 tetap terlaksana sesuai jadwal meski delegasi AS tidak hadir. Ia juga menyatakan, ketidakhadiran delegasi Washington menunjukkan bahwa Amerika Serikat mengingkari tanggung jawabnya sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
“Dalam banyak hal, Amerika Serikat juga melepaskan perannya yang sangat penting sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia,” katanya.
Akhir pekan lalu, Trump mengatakan AS tidak akan mengirim delegasi ke Afrika Selatan untuk menghadiri KTT G20 pada 22-23 November.
Trump sebelumnya ingin mengirimkan Wakil Presiden JD Vance untuk mewakilinya, namun kini dia memutuskan untuk tidak mengirimkan siapa pun karena menuduh Afrika Selatan membunuh orang kulit putih atau Afrika.
“Tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan hadir selama pelanggaran hak asasi manusia ini terus berlanjut,” kata Trump.
Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan membantah tuduhan Trump. Mereka menegaskan, tudingan penganiayaan tersebut tidak sesuai fakta.
“Penggambaran orang Afrikaner sebagai kelompok kulit putih eksklusif tidak sejalan dengan sejarah. Selain itu, klaim bahwa komunitas ini menghadapi penganiayaan tidak didukung oleh fakta,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan.
Afrika Selatan adalah pemimpin G20 tahun ini. Afrika Selatan bertujuan untuk menggunakan kesempatan ini untuk memajukan prioritas global Selatan, termasuk mengatasi ancaman perubahan iklim.
(BLQ/RDS)

