Berita Prabowo Sentil Ribut-ribut AS dan China

Jakarta, Pahami.id —

Menteri Pertahanan dan presiden terpilih Prabu Subianto film saingan Amerika Serikat Dan Cina dalam konflik global.

Sentimen tersebut terungkap saat menyampaikan pidato pada forum antar Menteri Pertahanan Singapura, Dialog Shangri La, Sabtu (1/6).

“Kami menyerukan kepada para pemimpin besar negara-negara kekuatan besar, Tiongkok, serta para pemimpin besar negara-negara besar Amerika Serikat dan sekutunya untuk memikul tanggung jawab besar dalam kepemimpinan mereka sebagai kekuatan global,” kata Prabowo. .

Prabowo mengatakan, kerja sama dan kepedulian bersama terhadap kepentingan negara lain harus menjadi perhatian utama untuk mencapai perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan.

Sebagai bagian dari dunia, Indonesia, lanjutnya, bergantung dan menuntut kearifan dan kemurahan hati negara besar tersebut.

“Kami tekankan bahwa negara-negara dengan kekuatan besar bisa hidup berdampingan, bisa bekerja sama, bisa bekerja sama untuk kemaslahatan umat manusia,” kata Prabowo seperti dikutip saluran tersebut. Youtube, Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS).

Dalam sesi tanya jawab, Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia akan selalu mendorong dan memperjuangkan kerja sama dan hidup berdampingan.

Ia percaya bahwa melalui negosiasi, saling menghormati, masalah dapat diselesaikan.

“Kita harus meyakinkan semua pemimpin negara besar ini, semua kekuatan besar ini. Mereka perlu menempatkan kebaikan bersama, keamanan bersama, kemakmuran bersama sebagai prioritas utama,” ujarnya.

AS dan Tiongkok terlibat perselisihan, terutama terkait Taiwan dan perairan Laut Cina Selatan.

Taiwan bertekad untuk memperoleh kemerdekaan dari Tiongkok, tetapi Beijing akan mempertahankan pulau itu dengan kekerasan jika diperlukan.

AS dan China juga kerap berebut LCS. Pemerintah negara Tirai Bambu kerap menganggap kapal-kapal AS melakukan pelanggaran di wilayah perairan tersebut.

Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah di Laut Cina Selatan. Mereka juga menciptakan garis imajiner atau sembilan garis putus-putus yang melewati wilayah negara lain.

Tak hanya itu, pada tahun 2023 mendatang, China akan merilis peta berbentuk U yang mencakup 90 persen wilayah Laut China Selatan. Tiongkok mengklaim garis ini sesuai dengan sejarah mereka.

Peta ini mencakup 1.500 km di LCS. Negara tetangga yang memiliki zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang bersinggungan dengan perairan tersebut pun ikut protes, termasuk Filipina.

(membaca)