Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Libanon harapan Najib Mikati gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah menjadi kenyataan dalam beberapa hari, bahkan beberapa jam.
“Kami melakukan yang terbaik untuk mencapai gencatan senjata dalam beberapa jam atau hari ke depan,” kata Mikati dalam wawancara dengan penyiar TV Al-Jadeed, dikutip AFP, Kamis (31/10).
Ia merasa sangat optimis hal itu akan terjadi. Mikati mengatakan Hizbullah tidak lagi menghubungkan gencatan senjata di Lebanon dengan gencatan senjata di Gaza.
Mikati mengatakan utusan Amerika Serikat (AS) Amos Hochstein telah memberi isyarat melalui panggilan telepon pada hari Rabu bahwa gencatan senjata mungkin dicapai sebelum pemilihan presiden AS pada 5 November.
“Percakapan telepon hari ini dengan Hochstein memberi kesan kepada saya bahwa mungkin kita bisa mencapai gencatan senjata dalam beberapa hari ke depan, sebelum tanggal 5 November,” kata Mikati.
Kini, Hochstein berada di Israel untuk membahas syarat gencatan senjata dengan Hizbullah.
Mikati mengatakan gencatan senjata tersebut akan dikaitkan dengan implementasi resolusi PBB yang mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006.
Resolusi Dewan Keamanan 1701 menyatakan bahwa hanya tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB yang boleh ditempatkan di Lebanon selatan. Mikati juga menyampaikan seruan penarikan pasukan Israel dari wilayah Lebanon.
“Tentara Lebanon siap memperkuat kehadirannya di Lebanon selatan dan memastikan bahwa satu-satunya persenjataan dan infrastruktur militer di wilayah tersebut dikuasai oleh negara,” ujarnya.
Ia juga mengatakan akan terus berusaha melindungi satu-satunya bandara di Lebanon dari serangan Israel. Sebab, pengiriman bantuan dari Iran, Irak, dan Aljazair bisa dilakukan melalui jalur laut. Hal ini dilakukan agar tidak memberikan alasan bagi Israel untuk melancarkan serangan.
“Saya dapat menjamin bahwa kami tidak akan memberikan alasan kepada siapa pun untuk mengganggu keselamatan atau lalu lintas udara kami,” katanya.
Mikati juga mengatakan terlalu berbahaya untuk mencoba membuka kembali perbatasan darat utama Lebanon dengan Suriah, yang terputus akibat serangan Israel bulan ini.
“Kami mengirimkan buldoser untuk mengisi kawah di pertigaan tersebut dan kawah tersebut dibom,” kata Mikati.
“Kami tidak akan merugikan siapa pun sampai kami memiliki jaminan penuh,” tutupnya.
Sementara itu, pemimpin baru Hizbullah Naim Qassem mengatakan partainya akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel dengan persyaratan yang dapat diterima.
Namun, dia menambahkan bahwa kesepakatan yang tepat belum diusulkan oleh Hizbullah.
Qassem mengatakan kelompoknya akan menerima gencatan senjata dengan syarat yang dianggap ‘sesuai dan sesuai’, tanpa menyebut wilayah Palestina.
Sebelumnya, Hizbullah berulang kali menyatakan akan menghentikan serangannya terhadap Israel hanya jika gencatan senjata tercapai di Gaza.
(pta)