Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Bahasa inggris di bawah calon Perdana Menteri Keir Starmer diharapkan mendukung upaya penangkapan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Partai Buruh Inggris baru saja memenangkan pemilihan umum (election) pada Kamis (4/7) sehingga pemimpinnya, Keir Starmer, menjadi perdana menteri baru menggantikan Rishi Sunak.
Di bawah pemerintahan Starmer, Inggris diperkirakan akan meninggalkan argumen hukum terkait ICC yang diajukan pemerintahan sebelumnya.
Laporan dari Penjagaklaim ini muncul setelah Starmer dilaporkan memberi tahu Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa Palestina memiliki hak yang tidak dapat disangkal untuk menjadi sebuah negara.
Starmer berbicara dengan Abbas pada Minggu (7/7), menurut pernyataan dari kantor PM Inggris. Dalam pernyataan terpisah, ia juga disebut telah berbicara dengan Netanyahu untuk mendesak pemimpin Zionis tersebut segera menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina.
“Dia [Starmer] menambahkan bahwa penting juga untuk memastikan bahwa kondisi jangka panjang untuk solusi dua negara sudah ada, termasuk memastikan bahwa Otoritas Palestina memiliki sumber daya keuangan untuk beroperasi secara efektif,” kata kantor PM Inggris dalam sebuah pernyataan.
Setelah pembicaraan Starmer dengan kedua pemimpin tersebut, beberapa pejabat Partai Buruh mengatakan mereka yakin ICC memiliki yurisdiksi atas Gaza.
Hal ini bertentangan dengan argumen hukum yang sebelumnya dikemukakan oleh pemerintah Inggris bahwa ICC tidak memiliki yurisdiksi atas Gaza dan oleh karena itu tidak dapat menangkap warga negara Israel.
Pada tanggal 10 Juni, Inggris mengajukan permintaan kepada ICC untuk memberikan pengamatan tertulis mengenai apakah “pengadilan dapat menerapkan yurisdiksi atas warga Israel, dalam keadaan di mana Palestina tidak dapat menerapkan yurisdiksi pidana atas warga Israel berdasarkan Perjanjian Oslo.”
Menurut argumen hukum Inggris, Otoritas Palestina tidak memiliki yurisdiksi atas warga Israel berdasarkan Perjanjian Oslo, sehingga Otoritas Palestina tidak dapat mengalihkan yurisdiksi tersebut ke ICC untuk mengadili warga Israel.
Karena argumentasi hukum tersebut, ICC akhirnya menunda keputusan dikeluarkannya surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. ICC memberi Inggris waktu hingga 12 Juli untuk menyampaikan klaim penuhnya.
Namun, kini nampaknya pemerintah Starmer tidak akan melanjutkan proses tersebut, atau mungkin membatalkan argumen hukumnya.
Menteri Luar Negeri Inggris yang baru, David Lammy, mengatakan pekan ini bahwa ia akan meninjau isu-isu seperti pendanaan badan bantuan Palestina (UNRWA) serta nasihat hukum yang diberikan oleh pemerintah sebelumnya bahwa senjata Inggris tidak digunakan oleh Israel untuk melanggar kemanusiaan internasional. hukum. hukum.
Inggris adalah salah satu dari sedikit negara yang menolak mendanai UNRWA setelah negara tersebut mengklaim bahwa sejumlah staf UNRWA mungkin terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Inggris dijadwalkan mendanai UNRWA pada bulan Mei, namun pemerintahan Partai Konservatif Sunak mengatakan akan menunggu sampai hasil penyelidikan PBB.
“Kami memang mengangkat isu kotak penyaluran dana. Kami juga punya keprihatinan nyata karena kami tidak ingin situasi di mana kami berkontribusi terhadap kesulitan luar biasa yang sudah dialami Gaza,” kata Lammy.
Rencana pascaperang di Gaza juga menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian pemerintah baru Inggris.
Lammy mengatakan partainya menentang Hamas diberi peran dalam pemerintahan Gaza di masa depan. Namun, ia juga menyadari bahwa saat ini terdapat permasalahan pada pemerintahan Palestina saat ini sehingga pihaknya perlu bekerja keras untuk mengatasinya.
“Tetapi saya juga menyadari bahwa saat ini ada masalah nyata dengan Otoritas Palestina. Oleh karena itu, masalah ini memerlukan banyak bantuan dari mitra kami,” tutupnya.
(blq/baca)