Jakarta, Pahami.id —
Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meminta Kementerian Agama mempertimbangkan kembali usulan biaya tersebut. Biaya haji 2025 yang dibebankan kepada jemaah sebesar Rp 65.372.779,49.
Cucun menilai usulan kenaikan biaya haji menyusul penurunan nilai manfaat yang diberikan Pemerintah dari 40 persen menjadi 30 persen akan mengejutkan calon jamaah haji.
“Kalau secara langsung (nilai bunga) 70-30 (persen) masyarakat akan kaget, tapi perlu juga sosialisasi ke masyarakat bahwa ini masih dalam pendalaman,” kata Cucun saat dihubungi, Senin (30/12). .
Cucun mendorong Pemerintah untuk memiliki peta dalam menyusun nilai manfaat yang diberikan Pemerintah kepada jamaah haji.
Ia berharap peta tersebut dapat disusun dengan mempertimbangkan keadaan perekonomian calon jamaah haji yang hendak berangkat ke tanah suci.
“Tahun lalu 60-40. Jadi sekarang usulannya 70-30. Ini sebenarnya harapan kita di DPR agar ada roadmapnya,” ujarnya.
Rencana arahan tersebut sebenarnya tidak memberatkan karena ada beberapa pertimbangan situasi perekonomian kurang baik, lanjutnya.
Oleh karena itu, dia berharap Kementerian Agama mendengarkan masukan DPR yang meminta agar usulan biaya haji calon jemaah diturunkan.
Jadi tidak terlalu jauh selisihnya di tahun 2024. Termasuk akumulasinya, jumlah pendanaannya berkurang, ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengusulkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp93.389.684,99.
Dari total BPIH tersebut, anggaran yang dibebankan kepada jamaah haji sebesar Rp 65.372.779,49 atau 70 persen dari total BPIH. Sedangkan nilai manfaatnya sebesar Rp 28.016.905,5,30 persen.
Dengan demikian, biaya haji yang dibebankan kepada jamaah akan meningkat sekitar Rp 9 juta dibandingkan tahun 2024 yang rata-rata sebesar Rp 56 juta.
Pilihan untuk mengurangi keuntungan Avtur
Sementara Wakil Menteri Agama (Wamenag) Muhammad Syafi’i menyatakan usulan haji BPIH 2025 masih bisa diturunkan dari Rp 93 juta menjadi Rp 85 juta.
Syafi’i mengatakan, Kementerian Agama saat ini sedang melakukan kajian untuk menekan biaya ibadah haji 2025.
“Artinya menjadi panduan untuk kita bicarakan mengenai pengurangan biaya haji tahun 2025. Karena menurut saya masih bisa ditelusuri lebih jauh. Banyak unsur yang masih bisa kita hilangkan, ujarnya dalam rapat kerja bersama DPR di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (30/12).
“Kalau dari awal kita kasih, sepertinya DPR setuju. Kita juga tidak suka,” sambungnya.
Dijelaskannya, ada beberapa biaya operasional terkait penyelenggaraan haji yang masih bisa ditekan untuk menekan biaya penyelenggaraan haji 2025.
Salah satunya, kata dia, upaya penghematan biaya operasional di bidang transportasi jemaah haji dan jemaah 2025 mendatang.
Lebih lanjut, Syafi’i juga mengklaim Presiden Prabowo Subianto meminta agar upaya tersebut dilaksanakan.
“Ada upaya Presiden kita meminta Pertamina mengurangi manfaat khusus avtur pemberangkatan haji dan ini kemudian terkait dengan Garuda yang juga mampu menekan biaya haji,” jelasnya.
(Bu/gil)