Berita Perang Israel-Hizbullah Makin Gawat, Mayoritas WNI Lebanon Ogah Pulang

by


Jakarta, Pahami.id

Kementerian Luar Negeri RI menyatakan bahwa mayoritas WNI (warga negara Indonesia) yang ada di Libanon memilih untuk tetap tinggal bahkan ketika perang meningkat Israel dan milisi Hizbullah terus panas sejak awal minggu ini.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha mengatakan, sejak KBRI Beirut menetapkan status Waspada 1 untuk seluruh Lebanon, pemerintah telah memfasilitasi 25 kali evakuasi ke luar negeri.


Sementara itu, Judha mengatakan saat ini terdapat sekitar 155 WNI yang tinggal dan menetap di Lebanon.

“Sejak KBRI Beirut menetapkan Siaga 1 untuk seluruh Lebanon, Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Beirut telah memfasilitasi pemindahan 25 WNI tersebut. Sedangkan sebagian besar lainnya memilih tetap di Lebanon,” katanya. Judha dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (26/9).


Judha mengatakan, 155 WNI tersebut belum termasuk staf KBRI Beirut dan prajurit TNI yang tergabung dalam misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon atau UNIFIL.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyebutkan anggota TNI yang bertugas di UNIFIL Lebanon berjumlah 1.232 orang. Dalam keterangannya di sela-sela Sidang Umum PBB di New York, Rabu (25/9), Retno mengatakan keselamatan TNI dan WNI di Lebanon menjadi prioritas saat ini.

Kementerian Luar Negeri RI, kata Judha, juga telah menggelar rapat teknis dengan TNI hari ini untuk membahas perkembangan situasi di Lebanon termasuk situasi pasukan TNI dan WNI di negara tersebut.

Judha mengatakan, jika situasi di Lebanon semakin kritis, pasukan TNI di UNIFIL siap memberikan bantuan dan dukungan untuk proses pemindahan WNI.

“Jika situasi memburuk, tim TNI di UNIFIL siap memberikan dukungan terhadap proses pemindahan WNI di Lebanon, sambil terus melakukan koordinasi melalui Force Commander UNIFIL,” kata Judha.

Eskalasi perang antara Israel dan Hizbullah memang mengkhawatirkan, terutama setelah Tel Aviv mempertimbangkan untuk menyiapkan rencana menyerang Lebanon.

Sejak awal pekan ini, Israel dan Hizbullah tak segan-segan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap satu sama lain. Serangan udara Israel juga tidak lagi hanya menyasar wilayah yang dikuasai Hizbullah di Lebanon selatan, tetapi juga wilayah lain di negara tersebut.

Sejauh ini, lebih dari 500 orang tewas dan ribuan lainnya terluka akibat serangan Israel di Lebanon. Sementara itu, Hizbullah juga tidak tinggal diam dengan melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Israel.

Tentara Israel bahkan untuk pertama kalinya mengakui rudal balistik Hizbullah mampu menembus ibu kota Tel Aviv, meski berhasil dicegat.

Banyak pihak khawatir perang antara Israel dan Hizbullah akan menjadikan Lebanon seperti Jalur Gaza Palestina kedua yang sejak Oktober 2023 masih mendapat serangan dari Tel Aviv.

(rds)