Aceh, Pahami.id –
Gubernur Aceh Muzakir Manaf prihatin dengan kondisi korban bencana Banjir dan tanah longsor di daerah terpencil.
Selain itu, angka kematian terus menurun akibat lambatnya distribusi logistik ke wilayah yang masih sulit dijangkau.
“Situasi pengungsi sangat memprihatinkan, mereka meninggal bukan karena banjir tapi karena kelaparan.
Mualem mengatakan, wilayah yang paling mendesak kini berada di pedalaman Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Tengah.
Beberapa daerah di wilayah ini sama sekali tidak menerima bantuan logistik. Ia berharap pemerintah atau pihak terkait mengkhususkan bantuan pada daerah tersebut agar tidak terpusat pada satu daerah saja.
Apalagi, kuota logistik yang ada saat ini cukup jika didistribusikan secara merata kepada seluruh pengungsi.
“Saya belum tahu berapa (logistik) yang dibutuhkan, yang kita tahu kebutuhan pokoknya banyak dan tidak terjamah, apalagi di pedalaman,” ujarnya.
Daerah pedalaman Aceh yang masih terisolir seperti Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah dan Gayo Lues masih belum tersentuh bantuan logistik karena akses ke daerah tersebut sebagian hanya dapat dilakukan melalui jalur udara.
Pemerintah ACEH juga mendesak pusat menambah jumlah helikopter agar bantuan bisa cepat tersalurkan hingga ke pedalaman.
Mualem mengatakan, wilayah pedalaman Aceh yang terdampak longsor kini dalam kondisi mengkhawatirkan. Dari laporan yang diterimanya, ada beberapa yang tidak mendapat bantuan sama sekali.
“Belum, belum (kemajuan distribusi udara).
Setelah seminggu berkeliling Aceh untuk memantau wilayah yang terkena bencana tanah longsor, banyak warga yang melaporkan kepadanya bahwa desa-desa yang jauh dari ibukota kabupaten tidak menerima bantuan logistik.
Selain logistik, Mualem juga menekankan kebutuhan mendesak akan tenda pengungsi dan air bersih, terutama untuk wilayah Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara yang masih terisolasi.
Ia mengatakan, lima unit alat berat asal Medan telah diarahkan ke Aceh Timur dan Aceh Utara untuk mendukung pembukaan akses tersebut.
Untuk itu, dia meminta BNPB memprioritaskan pengiriman tenda dan air bersih dalam waktu sesingkat-singkatnya. Menurutnya, dengan putusnya 41 jembatan di Aceh Utara saja, diperlukan akselerasi dan koordinasi yang lebih kuat agar distribusi sembako yang sudah ditimbun di lapangan bisa segera tersalurkan ke desa-desa terdampak.
“Sembako banyak yang menumpuk karena akses dan distribusinya harus dipercepat,” ujarnya.
Dari update posko Tanggap Darurat Bencana ACEH, Jumat (5/12) pukul 20.00 WIB, tercatat 349 orang meninggal dunia dan 92 orang hilang.
(DRA/DMI)

