Jakarta, Pahami.id —
Pemimpin oposisi Korea Selatan mendesak pengadilan tinggi pada Minggu (15/12) untuk segera meresmikan pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol dan meringankan “penderitaan rakyat” menyusul keputusan darurat militer yang berumur pendek.
Anggota parlemen pada hari Sabtu melakukan pemungutan suara untuk mencopot Yoon dari jabatannya karena penangguhan “pemberontakan” terhadap pemerintah sipil, yang berlangsung berjam-jam namun menjerumuskan Korea Selatan ke dalam kekacauan politik terburuk dalam beberapa tahun.
Yoon telah diskors sementara Mahkamah Konstitusi Korea Selatan mempertimbangkan pemakzulan tersebut. Perdana Menteri Han Duck-soo telah ditunjuk sebagai presiden sementara.
Pengadilan tinggi memiliki waktu 180 hari untuk memutuskan masa depan Yoon.
Pemimpin oposisi Lee Jae-myung pada hari Minggu mendesak hakim untuk “segera” mencopot Yoon dari jabatannya.
“Ini adalah satu-satunya cara untuk meminimalkan kekacauan negara dan meringankan penderitaan rakyat,” ujarnya seperti dilansir AFP.
“Untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas situasi tidak masuk akal ini dan mencegah hal serupa terjadi lagi, penting untuk mengungkap kebenaran dan menuntut akuntabilitas,” tambahnya.
Investigasi terhadap lingkaran dalam Yoon terkait deklarasi darurat militer minggu lalu juga terus berlanjut.
Polisi menangkap mantan dan mantan kepala Komando Intelijen Pertahanan pada hari Minggu atas tuduhan penghasutan.
Jaksa mengatakan mereka sedang mencari surat perintah penangkapan untuk kepala Komando Perang Khusus Angkatan Darat Kwak Jong-keun.
Kwak dituduh mengirimkan pasukan khusus ke parlemen selama persidangan darurat militer, sehingga memicu konfrontasi dramatis antara tentara dan staf parlemen.
Penyidik juga mengatakan mereka telah memanggil Yoon untuk dimintai keterangan atas tuduhan penghasutan.
“Kami memerintahkan dia untuk hadir untuk diinterogasi pada pukul 10 pagi (GMT 01.00), namun dia menolak untuk mematuhinya,” kata jaksa dalam siaran persnya.
“Kami akan mengeluarkan surat panggilan kedua,” kata mereka tanpa memberikan rincian.
Pada hari Sabtu, polisi menangkap Yeo In-hyung, kepala Komando Kontra-Intelijen Pertahanan, atas tuduhan termasuk penghasutan.
(biaya)