Berita Pejuang ISIS Bunuh 54 Tentara Suriah Usai Rezim Assad Tumbang

by


Jakarta, Pahami.id

Pemantau perang Suriah kata kelompok itu ISIS di provinsi Homs telah menewaskan 54 tentara yang melarikan diri ketika kelompok pemberontak melancarkan serangan besar-besaran di wilayah yang dikuasai pemerintah.

“Personil yang melarikan diri dari dinas militer di gurun pasir, pada saat jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad dengan mengeksekusi 54 (tentara) di wilayah Sukhna di Provinsi Homs,” demikian laporan Syria Monitor for Human. Hak, dikutip dari AFP., Selasa (10/12).


Sebagai informasi, ISIS telah menginvasi sebagian besar wilayah Suriah dan Irak sejak tahun 2014. Mereka juga mendeklarasikan sistem kekhalifahan dan menciptakan terorisme.

ISIS dikalahkan secara teritorial di Suriah pada tahun 2019. Namun, beberapa pejuang yang tersisa masih berperang, terutama di Gurun Badia dari pinggiran Damaskus hingga perbatasan Irak, dengan sasaran loyalis pemerintah dan pejuang yang dipimpin oleh kelompok Kurdi.

Kelompok pemberontak Islam lainnya yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham dan faksi-faksi sekutunya melancarkan serangan kilat terhadap pasukan pemerintah pada tanggal 27 November, menyingkirkan sebagian besar wilayah Suriah dari kendali pemerintah dan menggulingkan Assad dari kekuasaan pada hari Minggu.

Badan pemantau dalam negeri Inggris, yang mengandalkan jaringan sumber di Suriah, melaporkan hanya sedikit perlawanan nyata dari angkatan bersenjata negara tersebut yang kelelahan di beberapa wilayah.

Sementara itu, menurut laporan militer Amerika Serikat (AS), pesawat tempur AS juga menyerang lebih dari 75 sasaran ISIS di Suriah pada hari Minggu, menghantam para pemimpin, operator, dan kamp kelompok tersebut, kata militer AS.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengatakan pada hari Senin bahwa ISIS akan mengambil keuntungan dari situasi di Suriah.

“Untuk membangun kembali kemampuannya, untuk menciptakan tempat berlindung yang aman. Seperti yang ditunjukkan oleh akurasi kami pada akhir pekan, kami bertekad untuk tidak membiarkan hal itu terjadi.”

Pada Minggu (12/8), Presiden Suriah Bashar al-Assad digulingkan setelah HTS memimpin pemberontakan kurang dari dua minggu.

Pasukan militan yang dipimpin oleh HTS merebut ibu kota Damaskus dalam serangan kilat sampai al-Assad melarikan diri ke Rusia.

Upaya penggulingan ini sebenarnya sudah terjadi lebih dari satu dekade lalu. Suriah telah dilanda perang saudara selama 13 tahun setelah pemerintahan al-Assad.

Mohammed Al Bashir ditunjuk sebagai perdana menteri sementara pemerintah transisi Suriah. Penunjukan tersebut sendiri disampaikan Al Bashir dalam pernyataan yang disiarkan televisi Suriah pada Selasa (10/12) waktu setempat.

(AFP/fra)