Jakarta, Pahami.id —
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon menolak peringatan militer tersebut Israel (IDF) untuk melakukan evakuasi dari daerah konflik di Libanon selatan.
Direktur Jenderal Operasi Penjaga Perdamaian PBB Jean-Pierre Lacroix menegaskan UNIFIL akan tetap berada di posnya di Garis Biru yang merupakan perbatasan antara Lebanon dan Israel.
“Ini adalah keputusan yang kami ambil setelah berbagai pertimbangan dari seluruh elemen, termasuk keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian kami. Namun (pertimbangan) didasarkan pada mandat dan populasi,” kata Lacroix, dikutip dari situs resmi pasukan. Penjaga perdamaian PBB.
Lacroix juga menekankan keselamatan pasukan penjaga perdamaian PBB tetap menjadi prioritas di tengah agresi Israel terhadap Lebanon.
“Beberapa langkah telah diambil dalam beberapa bulan, minggu, dan hari terakhir untuk memperkuat perlindungan pasukan penjaga perdamaian. Keselamatan dan keamanan pasukan penjaga perdamaian adalah sebuah tanggung jawab,” kata Lacroix.
Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric sebelumnya mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) tidak bisa meredam peningkatan konflik antara Israel dan Hizbullah karena tidak bisa mengendalikan wilayah konflik. Mereka terhalang oleh dahsyatnya serangan Israel-Hizbullah yang semakin hari semakin meningkat.
“Pasukan Helm Biru UNIFIL kami tetap berada pada posisinya di wilayah tanggung jawab misi. Sementara itu, intensitas pertempuran menghambat pergerakan dan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas yang diamanatkan. untuk berpatroli,” kata Dujarric, seperti diberitakan Perancis24.
Meski begitu, Dujarric menjelaskan pasukan penjaga perdamaian PBB akan terus memantau situasi konflik antara Israel dan Lebanon. Dia juga mengatakan tentaranya memiliki “rencana darurat” yang akan diterapkan ketika ketegangan antara Israel dan Hizbullah meningkat.
“Kami mempunyai rencana darurat dan kami memantau situasi setiap jam,” tambah Dujarric.
(membaca)