Jakarta, Pahami.id —
Kepala staf militer IsraelHerzi Halevi menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya pada 6 Maret 2025 akibat insiden penyerangan tersebut. Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023.
Pernyataan tersebut disampaikan Halevi pada Selasa (21/1), di tengah gencatan senjata yang baru saja berlangsung di Jalur Gaza.
Menurutnya, serangan Hamas yang berhasil menembus benteng Iron Dome Israel adalah tanggung jawabnya. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Pada pagi hari tanggal 7 Oktober [2023]“IDF di bawah komando saya gagal dalam misinya melindungi warga Israel,” tulis Halevi dalam surat pengunduran dirinya.
“Tanggung jawab saya atas kegagalan yang mengerikan ini terus berlanjut setiap hari, jam demi jam, dan akan tetap demikian sepanjang sisa hidup saya,” katanya.
Halevi mengatakan, dirinya ingin kejadian kelalaian ini diusut tuntas. Kelalaian seperti ini dinilai tidak bisa diterima. Sayangnya, langkah Halevi tidak mendapat dukungan.
Pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan penyelidikan atas kematian 1.200 orang dan 250 sandera akibat serangan Hamas.
Sejauh ini belum jelas siapa pengganti Halevi. Tindakan Halevi ini sejalan dengan mantan menteri pertahanan Yoava Gallant yang dipecat Netanyahu.
Sementara itu, kantor berita Maariv, dilansir Reuters, melaporkan bahwa para pimpinan angkatan laut dan udara Israel juga akan segera mengajukan pengunduran diri.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza berlaku sejak Minggu (19/1), setelah dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
Gencatan senjata akan dibagi menjadi tiga fase, di mana akan terjadi pembebasan sandera dan tahanan Israel hingga penarikan seluruh pasukan Israel dari Gaza.
(abs/dna)