Jakarta, Pahami.id —
Para ahli mengakui skeptisisme tersebut Iran akan ‘gila’ menyerang Israel dengan kekuatan penuh untuk membalas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pekan lalu.
Iran sebelumnya mengakui pembunuhan Haniyeh dan menuduh Israel berada di balik serangan tersebut, yang diyakini menggunakan bom detonator jarak jauh di kediaman Haniyeh.
Ahli strategi perang Guillaume Ancel menjelaskan beberapa faktor yang membuat Iran berpikir dua kali untuk menyerang Israel sepenuhnya.
Ancel menilai serangan besar-besaran ini sama saja dengan ‘bunuh diri’ bagi negara tersebut meski wilayahnya 70 persen lebih besar dari Israel.
Veteran militer Prancis itu memperkirakan Iran mungkin akan melancarkan serangan rudal “dengan pola peluncuran yang lebih agresif sehingga akan lebih sulit untuk dicegat.”
Ancel mengatakan Teheran juga akan memilih beberapa target bernilai tinggi untuk membuat serangan antara warga sipil dan militer menjadi lebih efektif.
Dia mengatakan pola serangannya akan berbeda dengan serangan Iran terhadap Israel pada bulan April sebagai respons terhadap serangan Tel Aviv terhadap Konsulat Jenderal negara tersebut di Suriah.
Meski Iran meluncurkan ratusan rudal dan drone, militer Israel mengaku mampu menghalau 99 persen serangan Teheran.
“Mengorganisir serangan seperti yang terjadi pada bulan April tidak lagi masuk akal bagi rezim,” prediksinya, dikutip dari Perancis24.
Lanjutnya, ambisi Iran untuk menyerang Israel secara besar-besaran terhalang oleh kesadaran Teheran untuk menghindari “perang habis-habisan” dengan negara Zionis.
“Rakyat Iran tahu betul bahwa Israel mempunyai senjata nuklir. Meski wilayah mereka 70 kali lebih besar dari Israel, namun para pemimpin Iran sadar bahwa mereka tidak bisa melindungi Iran dari serangan besar Israel,” jelas Ancel.
Peneliti Institut Internasional Studi Iran dan dosen Universitas Paul-Valery Montpellier, Clement Therme, sepakat bahwa Iran tidak akan berani menyerang Israel habis-habisan.
Tentu saja akan ada respons (dari Iran), kata Therme.
Therme setuju dengan penilaian Ancel bahwa Iran akan bunuh diri jika berani menyerang Israel secara besar-besaran.
Mayoritas warga Iran juga menyatakan Therme tidak akan mendukung kebijakan ekstremis di kawasan Timur Tengah. Perang total Iran dengan Israel diyakini akan membawa Teheran ke dalam krisis ekonomi yang lebih parah, yang ditandai dengan lonjakan inflasi dan pengangguran.
Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, juga akan melakukan perhitungan lebih hati-hati untuk menghindari potensi gelombang ketidaksetujuan di negaranya yang dapat berujung pada kejatuhannya.
(membaca)