Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Diusulkan Palestina untuk mendirikan suatu negara di Arab Saudi. Gagasan ini memicu kemarahan negara -negara Arab.
Netanyahu menyampaikan pernyataan selama wawancara dengan Saluran 14 Israel.
“Saudi dapat mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka memiliki banyak tanah di sana,” kata Netanyahu, Badan AnadoluMinggu (9/2).
Komentarnya pada saat yang sama mengabaikan kedaulatan Palestina dan hak rakyat untuk menentukan nasib mereka sendiri.
Pada waktu itu, Netanyahu juga membahas potensi normalisasi Israel dengan Arab Saudi. Namun, Riyadh segera membantahnya.
Saudi bersikeras bahwa dia tidak akan menormalkan Israel dengan Palestina.
Pernyataan Netanyahu tentang pembentukan negara Palestina di Arab Saudi memicu kritik terhadap negara -negara Arab.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyerukan Netanyahu “rasisme dan perdamaian.”
“Ini adalah pelanggaran kedaulatan dan stabilitas Arab Saudi,” kata pernyataan dari kementerian Palestina.
Kementerian Luar Negeri Mesir juga menyatakan kritik mereka. Negara ini menganggap komentar Netanyahu tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima.
“Mesir telah sepenuhnya menolak pernyataan yang mengancam keamanan dan kedaulatan pemerintah,” kementerian luar negeri Mesir dikeluarkan.
“Stabilitas dan keamanan Arab Saudi adalah bagian penting dari keamanan dan stabilitas negara -negara Mesir dan Arab, sesuatu yang tidak dapat dikompromikan,” kata mereka.
Uni Emirat Arab dan Sudan juga menganggap pernyataan Israel yang melanggar hukum internasional dan PBB (PBB).
Menteri Luar Negeri UEA Khalifa bin Shaheen al-Marrar menekankan penolakan mereka atas pelanggaran hak-hak Palestina dan semua upaya untuk menggantikan mereka.
“Posisi bersejarah dan perusahaan UEA tentang perlindungan hak -hak Palestina dan kebutuhan untuk menemukan cakrawala politik yang serius yang mengarah pada penyelesaian konflik dan pembentukan negara Palestina yang bebas dan berdaulat,” kata Al Marar.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Sudan mengatakan pernyataan Israel menunjukkan peningkatan pelanggaran terhadap hak -hak Palestina.
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga menyebutkan pernyataan “rasial” Israel.
“Ini adalah bagian dari penolakan Israel terhadap pendudukan mereka terkait dengan hak -hak sejarah, politik, dan hukum Palestina di tanah air mereka,” kata Oki.
(Yesus/BAC)