Berita Netanyahu Akan Balas Hizbulah atas Serangan Roket ke Dataran Golan

by


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan negaranya akan merespons dugaan serangan roket dari Lebanon terhadap sebuah desa di Dataran Tinggi Golan, Sabtu (27/7).

Netanyahu mengatakan milisi Hizbullah Lebanon akan menghadapi hukuman atas serangan roket di lapangan sepak bola desa Druze. Terbaru, otoritas Israel menyatakan jumlah korban tewas akibat serangan roket di Dataran Tinggi Golan kini mencapai 11 orang, termasuk anak-anak.

“Hizbullah akan membayar harga yang mahal, harga yang belum terbayar selama ini,” kata Netanyahu dalam perbincangan dengan komunitas Druze seperti yang disiarkan kantor PM Israel, dikutip dari ReutersMinggu (28/7).


Pihak berwenang Israel menuduh kelompok milisi Hizbullah Lebanon bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

“Serangan Hizbullah hari ini telah melewati garis merah, dan responsnya akan tepat. Kita mendekati momen perang habis-habisan melawan Hizbullah dan Lebanon,” kata Menteri Luar Negeri Israel Katz. aksio.

Namun mengutip dari ReutersHizbullah bahkan membantah bertanggung jawab atas serangan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel.

Dalam pernyataan tertulisnya, Hizbullah mengatakan: “Kelompok Pejuang Islam sama sekali tidak ada hubungannya dengan insiden tersebut, dan dengan tegas menyangkal semua tuduhan palsu terkait hal ini.”

Hizbullah adalah jaringan milisi Islam kuat yang didukung oleh Iran. Kelompok ini juga merupakan pendukung kuat faksi Hamas yang masih bertahan di Gaza.

Israel menduduki Dataran Tinggi Golan, yang sebelumnya merupakan bagian dari wilayah Suriah, pada tahun 1967.

Reuters melaporkan bahwa serangan roket ke Dataran Tinggi Golan terjadi beberapa saat setelah serangan udara di Lebanon yang menewaskan empat pejuang pada Sabtu lalu.

Dua sumber keamanan Lebanon mengatakan setidaknya empat pejuang tewas dalam serangan Israel terhadap Kfarkila di Lebanon selatan. Salah satu dari empat pejuang yang tewas adalah anggota Hizbullah.

(Reuters/anak)