Berita Negara G7 Janji Terus Dukung Ukraina, Bakal Beri Sanksi Baru ke Rusia

by


Jakarta, Pahami.id

negara G7 berjanji untuk terus mendukung Ukraina melawan Rusia saat menggelar pertemuan virtual tepat di peringatan dua tahun perang kedua negara.

“Saat Ukraina memasuki tahun ketiga perang yang tak henti-hentinya, pemerintah dan rakyatnya dapat mengandalkan dukungan G7 selama diperlukan,” kata pemimpin G7 tersebut dalam sebuah pernyataan. ReutersSabtu (24/2).


Selain mengumumkan kesepakatan tersebut, negara-negara G7 juga menyatakan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Mereka akan menargetkan sumber pendapatan Rusia melalui sanksi tersebut.

“Kami akan terus meningkatkan biaya perang Rusia, mengurangi sumber pendapatan Rusia, dan menghalangi upaya Rusia untuk membangun mesin perangnya,” kata mereka.

Pertemuan G7 digelar dan dihadiri langsung oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni di Kiev, Ukraina. Meloni saat ini menjabat sebagai presiden G7.

Ini adalah pertama kalinya pertemuan G7 diadakan di bawah kepemimpinan presiden Italia. Meloni juga hadir di Kiev setelah terbang ke Polandia, kemudian dilanjutkan dengan kereta api menuju ibu kota Ukraina.

“Italia, Eropa, dan Barat harus terus mendukung Kiev karena membela Ukraina berarti mencegah perang, melindungi kepentingan nasional kita, dan mencegah runtuhnya tatanan internasional yang berdasarkan aturan,” jelas Meloni tentang kehadirannya.

Ia juga menandatangani perjanjian pertahanan berdurasi 10 tahun dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang juga menghadiri pertemuan tersebut.

“Pesan yang ingin saya sampaikan kepada seluruh warga Ukraina adalah mereka tidak sendirian,” kata Meloni.

Selain keduanya, hadir pula Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Uni Eropa Ursula von der Leyen.

Sementara itu, para pemimpin negara lain yakni Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat turut serta dalam pertemuan tersebut melalui video.

Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Kini, Ukraina memperingati momentum dua tahunan perang tersebut dengan mengunjungi para pemimpin Barat.

Bantuan senjata dari Barat memang semakin berkurang, sementara Rusia dinilai semakin berani dengan berbagai kemajuan baru.

Perang kedua negara disebabkan oleh keyakinan Moskow bahwa NATO akan merekrut Ukraina.

Putin menyebut ekspansi NATO sebagai ancaman. Selain itu, prospek masuknya Ukraina ke dalam blok tersebut juga dianggap sebagai ancaman terhadap eksistensi negara tersebut.

Putin terus menegaskan bahwa Ukraina dan Belarus secara budaya dan sejarah adalah bagian dari Rusia. Ia juga memegang kekuasaan besar atas Belarusia dan melanjutkan pembicaraan mengenai reunifikasi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

(pra)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);