Berita Negara Arab ‘Terpecah’ soal Pembunuhan Bos Hizbullah oleh Israel

by


Jakarta, Pahami.id

negara Arab memberikan tanggapan berbeda terhadap kematian pemimpinnya Hizbullah Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9).

Meskipun beberapa pemerintah Arab tetap bungkam, sebagian besar penduduknya marah atas kematian Nasrallah akibat serangan membabi buta Israel.


Hizbullah adalah milisi Islam Syiah seperti Iran dan beberapa kelompok bersenjata pro-Teheran di Timur Tengah. Sementara itu, kelompok Syiah kerap berselisih dengan aliran Sunni di Timur Tengah.

Di Timur Tengah, Iran juga kerap berselisih dengan mayoritas negara Arab dan bersaing ketat dengan Arab Saudi.


Beberapa negara Arab melihat Iran sering memicu ketegangan di kawasan dengan dukungannya terhadap milisi yang sering memicu perang proksi di Timur Tengah.

Negara-negara Arab yang dipimpin kelompok Sunni seperti Arab Saudi belum terlalu vokal menyikapi kematian Nasrallah.

Dalam pernyataan resminya, Arab Saudi menekankan bahwa mereka memantau perkembangan di Lebanon dengan “keprihatinan yang serius.”

Mereka juga mendesak semua pihak untuk menjaga kedaulatan dan keamanan regional Lebanon. Namun, pihak Saudi belum mengatakan apa pun mengenai kematian Nasrallah.

Negara Sunni lainnya seperti Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain belum angkat bicara soal kematian Nasrallah.

UEA dan Bahrain, yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020, juga belum mengomentari kematian Nasrallah. Bahrain juga melakukan tindakan keras besar-besaran terhadap komunitas Syiah pada tahun 2011.

Namun, media Bahrain pro-Iran TV Lua Lua memberitakan video berisi prosesi kecil sebagai bentuk belasungkawa atas meninggalnya Nasrallah. Demonstrasi tersebut ditandai dengan “penyerangan” dan penangkapan terhadap para demonstran.

Situs web oposisi BahrainCermin Bahrain, juga melaporkan bahwa pemerintah menangkap seorang ulama Syiah karena menyampaikan belasungkawa kepada Nasrallah.

Mesir juga mengeluarkan pernyataan setelah Nasrallah terbunuh.

Presiden Mesir Abdel Fattah El Sisi mengatakan Timur Tengah sedang mengalami situasi sulit.

“Mesir mengelola masalah tersebut dengan cara yang dapat melindungi kawasan semaksimal mungkin, tanpa terseret ke dalam masalah yang dapat mempengaruhi stabilitas dan keamanannya,” kata El Sisi pada Minggu (29/9), dikutip. Reuters.

Ia juga tidak menyebut Nasrallah dalam pidatonya. El Sisi juga menelepon Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati.

Dalam percakapan tersebut, dia mengatakan Mesir menolak segala pelanggaran terhadap kedaulatan Lebanon. Namun El Sisi tidak menyebut Nasrallah.

Mesir memiliki hubungan yang rumit dengan kelompok Syiah. Di masa lalu, mereka juga mengkritik keras Iran.

Seorang Mesir yang juga penyiar TV, Lamis Elhadidi, justru mengkritik Israel pasca kematian Nasrallah.

“Kegembiraannya sekarang adalah meraih kemenangan bagi musuh, memecah belah negara (Arab) dan mengkhianati rakyat Lebanon dan Gaza,” kata Lamis di X.

“Kesampingkan perbedaan Anda dan lupakan Iran, karena ada negara-negara Arab yang dibom setiap jamnya.”

Negara-negara lain seperti Suriah dan Irak telah menyatakan tiga hari berkabung.

Respons pemerintah Suriah berbeda dengan respons masyarakat di Idlib. Dalam video yang diunggah jurnalis Saif Al Dareei, terlihat warga “bergembira” atas meninggalnya Nasrallah.

Oman pun punya tanggapan tersendiri. Mufti Agung negara itu menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Nasrallah.

“Kami berduka atas meninggalnya Sekjen Hizbullah, setelah dia menjadi duri dalam proyek Zionis selama lebih dari tiga dekade,” ujarnya di X.

Pada hari Minggu, Israel mengklaim telah membunuh Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Beirut.

Segera setelah itu, Hizbullah mengkonfirmasi kematian Nasrallah.

Sepekan terakhir, Israel gencar menyerang Lebanon. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan menyatakan ingin memperluas perang di perbatasan Lebanon-Israel.

Beberapa pihak juga menduga bahwa Israel menargetkan bos Hizbullah dalam serangkaian serangan di Lebanon.

Serangan Israel ke Lebanon terjadi ketika tentara Zionis terus melancarkan serangan besar-besaran ke Palestina.

(isa/rds)