Jakarta, Pahami.id –
Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meluncurkan operasi di Eropa Timur untuk memperkuat pertahanan setelah serangan drone Rusia Memukul Polandia Minggu ini.
Sekretaris NATO -General Mark Rutte telah mengumumkan bahwa operasi ‘East Sentry (East Sentry)’ akan dimulai pada hari -hari mendatang dan melibatkan berbagai negara. Negara -negara termasuk Denmark, Prancis, Inggris, Jerman, dan negara -negara Eropa lainnya.
“East Sentry akan meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan postur tubuh kami dan menekankan bahwa, sebagai aliansi pertahanan, kami selalu siap untuk bertahan hidup,” kata Rutte pada hari Jumat (12/9), mengutip CNN.
Dia kemudian mengatakan serangan Rusia itu tidak dapat diterima, berbahaya, dan telah melanggar wilayah salah satu negara anggota NATO.
“Kecemasan Rusia di udara, di sepanjang sisi timur kita, menjadi semakin umum,” kata Rutte.
Sekretaris NATO -General Mark Rutte mengatakan operasi di Eropa Timur akan dimulai dalam waktu dekat. (AFP/John DM) |
Komandan Tertinggi NATO di Eropa, Jenderal Alexus Grynkewich, mengatakan operasi itu, termasuk peningkatan kemampuan, pertahanan udara dan tanah terintegrasi, dan peningkatan pembagian informasi di antara sekutu -sekutu ini.
Grynkewich mengatakan akan membutuhkan waktu untuk menyatukan seluruh operasi, tetapi langkah pertama akan dimulai dalam waktu dekat.
“Meskipun fokus utama kami adalah Polandia, situasi ini melebihi batas -batas satu negara. Apa yang mempengaruhi satu sekutu akan memengaruhi kita semua,” kata Grynkewich.
Dia kemudian meminta negara -negara Polandia dan NATO untuk percaya diri. NATO, dilanjutkan dengan Grynkewich, akan mempertahankan setiap inci wilayahnya.
Operasi akan menutupi seluruh sisi timur NATO dari ujung utara ke Laut Hitam dan Mediterania. Grynkewich mengatakan di timur akan terus menjadi penyesuaian dan perubahan postur untuk menjaga peringatan musuh.
Sementara itu, peralatan dalam operasi termasuk dua jet tempur F-16 dan satu fregasi anti-udara dari Denmark, tiga jet Rafale dari Prancis, dan empat Eurofighter dari Jerman.
Rusia meluncurkan serangan drone ke Polandia pada hari Rabu (10/9). Perdana Menteri Donald Tusk menyebut serangan itu sebagai serangan, bukan kesalahan.
“Kami juga berharap bahwa serangan drone di Polandia adalah kesalahan, tetapi, sepertinya tidak, dan kami tahu itu,” kata Tusk.
Menurut laporan Polandia, Rusia telah meluncurkan 21 pesawat ke negara itu, tetapi tidak semua ditemukan. Salah satu pejabat mengatakan negara itu telah memblokir 19 pesawat yang telah memasuki wilayah Belarus.
(Isa/ASR)