Aceh, Pahami.id –
Gubernur Aceh Muzakir Manaf Alias Mualem mengatakan banjir bandang dan tanah longsor yang melanda beberapa wilayah di Aceh seperti tsunami kedua karena menghancurkan pemukiman dan melenyapkan beberapa desa.
Mualem mengatakan, ada sekitar 4 desa yang hilang akibat banjir bandang dan longsor, seperti desa di kawasan Sawang, Jambo Aye di Aceh Utara hingga desa di kawasan Peusangan, Bireuen.
“Ada beberapa desa yang hilang entah kemana yaitu Sawang, Jambo aye di Aceh Utara, Peusangan di Bireuen, malam itu juga ada 4 desa yang tidak diketahui keberadaannya.
Untuk itu, Mualem menegaskan, penanganan bencana banjir dan longsor yang melanda 18 kabupaten/kota di Aceh harus dilakukan dengan cepat, terukur, dan tanpa jeda.
Percepatan pembukaan akses lahan menjadi prioritas untuk memastikan logistik cepat sampai ke masyarakat, khususnya di desa-desa terpencil.
“Tugas kita adalah melayani mereka yang terkena dampak. Tidak ada jeda dalam kemanusiaan di lapangan,” kata Mualem.
Situasi terkini pascabanjir dan longsor di Aceh, Senin (1/12), sejumlah bantuan logistik dan peralatan pengungsian sudah mulai masuk ke wilayah terpencil seperti Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.
Skala bantuan yang diberikan masih kecil karena akses ke daerah terpencil saat ini hanya dapat dilakukan melalui jalur udara dan jalur darat masih terputus.
Pemerintah kini mempercepat pembangunan jembatan Bailey di Bireuen – Aceh Utara agar mobilitas penyaluran bantuan bisa menggunakan jalur darat.
Konektivitas Bireuen-Aceh Utara sudah menemukan solusinya. Pembangunan Jembatan Bailey sudah dimulai hari ini. Targetnya tiga hari selesai dan bisa disetujui, kata Sekda Aceh, M. Nasir, Minggu (30/11).
Data sementara banjir dan longsor mengakibatkan 102 orang meninggal dunia dan 116 orang masih hilang pada Minggu (30/11) pukul 20.23 Wib.
(Fra/Dra/Fra)

