Jakarta, Pahami.id —
Ribuan pengunjuk rasa, termasuk mantan perwira militer, turun ke jalan menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Minggu (4/8).
Demonstrasi yang diprakarsai Mahasiswa Melawan Diskriminasi ini terjadi di Shabagh Square, Dhaka.
Beberapa mantan perwira militer juga bergabung dalam gerakan mahasiswa ini. Mantan Panglima TNI Jenderal Ikbal Karim Bhuiyan bahkan mengubah foto profil Facebooknya menjadi merah. Ini merupakan tanda dukungannya terhadap para pengunjuk rasa.
Panglima militer Bangladesh saat ini Waker Uz Zaman menyatakan dukungan tentara kepada masyarakat di hadapan para perwira pada Sabtu malam.
“Tentara Bangladesh adalah simbol keimanan masyarakat,” kata Zaman, dikutip AFP.
Dia kemudian berkata, “Tentara Bangladesh selalu mendukung rakyat dan akan bertindak demi rakyat dan negara.”
Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut atau menjelaskan apakah militer mendukung protes hari ini.
Gerakan protes ini melibatkan masyarakat dari berbagai lapisan masyarakat di Bangladesh. Mereka termasuk kelompok pemuda, bintang film, musisi, penyanyi dan rapper.
Salah satu peserta aksi, Sakhawat mengatakan, demonstrasi kali ini bukan soal kuota lapangan kerja.
“Kami ingin generasi penerus bisa hidup bebas di negeri ini,” ujarnya.
Namun demonstrasi di Bangladesh berakhir ricuh. Ada kelompok pro-pemerintah yang juga turun ke jalan.
Polisi mengatakan banyak pengunjuk rasa membawa tongkat.
“Terjadi perkelahian antara mahasiswa dan anggota partai yang berkuasa,” kata inspektur polisi di Dhaka, Al Helal, dikutip AFP.
Al Helal juga mengatakan dua orang tewas di distrik Munshiganj, Dhaka.
“Satu korban tewas akibat luka sayatan di bagian kepala dan satu lagi luka terkena tembakan,” ujarnya.
Petugas polisi lainnya mengatakan seluruh kota telah berubah menjadi medan perang. Dia juga mengatakan pengunjuk rasa membakar mobil dan sepeda motor di luar rumah sakit.
Polisi dan dokter melaporkan enam kematian lagi di distrik utara Pabna dan Rangpur, serta di Magura di barat. Dengan demikian total korban jiwa dalam aksi demonstrasi kali ini berjumlah delapan orang.
Sebelum aksi demonstrasi ini pecah, Mahasiswa Penentang Demokrasi menyatakan akan menggelar aksi damai.
Namun, mereka juga memperingatkan untuk melakukan persiapan jika ada yang menyerang.
Salah satu pemimpin aksi, Asif Mahmud pun meminta pendukungnya bersiap.
“Siapkan batang bambu dan bebaskan Bangladesh,” tulis di Facebook.
Bangladesh dilanda kekacauan sejak Juli lalu. Pada aksi massa sebelumnya, massa menuntut pemerintah membatalkan kuota pegawai negeri sipil (PNS) sebesar 30 persen bagi keluarga pejuang.
Sejumlah pihak menilai langkah ini untuk mempertahankan kekuasaan Hasina. Keputusan mengenai kuota PNS kemudian dibatalkan.
Namun, demonstrasi kembali menuntut Hasina mundur.
Hasina telah memerintah Bangladesh sejak 2009 dan memenangkan pemilihan umum keempat berturut-turut pada tahun ini.
Kelompok pengawas hak asasi manusia menuduh pemerintahan Hasina menyalahgunakan institusi negara untuk mempertahankan kekuasaan, menekan perbedaan pendapat, termasuk melalui pembunuhan di luar proses hukum terhadap oposisi.
(isa/wis)