Berita Menteri Israel Terpecah Voting Gencatan Senjata, Netanyahu Tertekan

by


Jakarta, Pahami.id

Kabinet pemerintahan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengadakan pemungutan suara untuk menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hamas yang disepakati pada Kamis (16/1).

Media Israel melaporkan bahwa para menteri di kabinet Netanyahu terpecah mengenai gencatan senjata, dan dua menteri secara terbuka menentang keputusan Tel Aviv.

Dikutip AFPMenteri Keuangan dan politisi sayap kanan Bezalel Smotrich menyebut perjanjian ini sebagai “kesepakatan buruk dan berbahaya bagi keamanan Negara Israel.”


Dalam pernyataannya pada Rabu malam, Smootrich dan partainya bahkan mengancam akan meninggalkan kabinet Netanyahu jika Israel menyetujui gencatan senjata.

“Perjanjian (gencatan senjata) yang akan ditawarkan kepada pemerintah berbahaya dan sangat buruk bagi keamanan nasional Israel,” kata Smootrich seperti dikutip. Pos Yerusalem.

“Meskipun kami senang dengan kembalinya para sandera, perjanjian (gencatan senjata) ini meremehkan pencapaian perang Israel ketika para pahlawan kami di medan perang mengorbankan nyawa mereka,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir juga menganggap perjanjian gencatan senjata Israel-Hamas sebagai “bencana.”

Senada dengan Smootrich, Ben Gvir dan partainya juga mengancam akan keluar dari kabinet jika Israel menyetujui gencatan senjata.

Israel dan Hamas akhirnya menyetujui perjanjian gencatan senjata pada Kamis (15/1).

Gencatan senjata ini berhasil disepakati melalui mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat setelah beberapa bulan perundingan terhenti.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas dan Israel akan memulai gencatan senjata pada 19 Januari. Gencatan senjata akan berlangsung dalam tiga fase, dengan fase pertama berlangsung selama 42 hari.

Fase pertama mencakup pembebasan sandera perempuan, anak-anak dan lansia, serta penghentian serangan sampai lebih banyak bantuan kemanusiaan tiba.

Tahap kedua, bertujuan untuk mengakhiri perang, termasuk pembebasan sandera laki-laki oleh Hamas dengan imbalan pembebasan sejumlah tahanan Palestina dari penjara Israel.

Tahap ketiga, pemulangan jenazah dan jenazah sandera serta pelaksanaan rencana rekonstruksi Gaza.

(rds)